Halaman

Selasa, 15 Desember 2015

LAPORAN GO-2 CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI



PRAKTIKUM MATA KULIAH GELOMBANG DAN OPTIK
CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI


Nama Kelompok 6 :
1.     Yasinta Kuswinarto                      (13030654058)
2.     Deviana Eka R.   S                        (13030654066)
3.     Wiwik Jumiati                               (13030654076)
4.     Putri Irawati                                  (13030654080)

PRODI PENDIDIKAN IPA B 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
Cepat Rambat Gelombang Pada Tali
Abstrak

Percobaan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2015 yang berjudul “Cepat Rambat Gelombang Pada Tali ” di Laboratorium IPA Universitas Negeri Surabaya bertujuan untuk menyelidiki pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali. Metode yang digunakan adalah ujung tali diikat pada lengan penggerak vibrator dan ujung lain diikatkan ke piring beban yang berisi massa beban, dan mengghubungkan vibrator dengan arus listrik dengan frekuensi tetap. Hasil percobaan yang didapatkan adalah dengan massa beban  0,20 kg; 0,25 kg; 0,30 kg; 0,35 kg; dan 0,40 kg diperoleh cepat rambat gelombang dengan menggunakan persamaan v = f x λ sebesar 14,0 m/s; 14,0 m/s; 17,5 m/s; 23,5 m/s; dam 35,0 m/s. sedangkan dengan menggunakan persamaan   sebesar 21,2 m/s; 23,7 m/s; 26,0 m/s; 28,0 m/s; dan 30,0 m/s. Hasil tersebut menunjukkan semakin besar massa yang digunakan maka semakin besar nilai cepat rambat gelombang. Akan tetapi, terdapat selisih cepat rambat gelombang yang cukup besar pada dua persamaan tersebut sehingga diketahui taraf ketidakpastian sebesar 33,96 % ; 40,92 % ; 32,69 % ; 16,07 % ; 14,28 %. Hal ini disebabkan karena faktor tali dawai yang sulit diluruskan, alat melde yang tidak stabil serta kurang cermatnya praktikan dalam menentukan jumlah bukit.

Kata kunci : massa beban, cepat rambat gelombang



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Benda yang bergetar atau suatu getaran berubah menjadi gelombang. Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang. Gelombang yang merambat pada dawai atau tali atau senar merupakan gelombang transversal. Oleh karena itu pada percobaan kali ini dapat menentukan kecepatan gelombang, bergantung pada tegangan tali dan pada massa tali per satuan panjang. Kecepatan gelombang merupakan kecepatan dimana puncak gelombang atau bagian lain dari gelombang bergerak. Dari hal tersebut maka kami akan melakukan percobaan yang berjudul “Cepat Rambat Gelombang Pada Tali”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali ?”

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
Menyelidiki pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali ”.

D.    Hipotesis
Adapun hipotesis dari percobaan ini adalah :
Semakin besar massa beban maka panjang gelombang semakin besar, sehingga  cepat rambat gelombang pada tali akan semakin besar pula ”.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Beberapa besaran penting yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang sinusoidal periodik ditunjukkan pada gambar dibawah ini:


 





Karateristik gelombang satu frekuensi
Titik-titik tinggi pada gelombang disebut puncak, titik - titik terendah disebut lembah. Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak, atau kedalaman maksimum lembah, relatif terhadap tingkat normal (atau seimbang). Ayunan total dari puncak sampai ke lembah sama dengan dua kali amplitude ( A ). Jarak antara dua puncak yang berurutan disebut panjang gelombang, λ (huruf Yunani lamda). Panjang gelombang juga sama dengan jarak antara dua titik identik mana saja yang berurutan pada gelombang. Frekuensi (f), adalah jumlah puncak atau siklus lengkap yang melewati satu titik per satuan waktu. Periode ( T ) adalah 1/f, dan merupakan waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang. Kecepatan gelombang ( v ) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian lain dari gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel pada medium itu sendiri. Kecepatan gelombang adalah tekanan sepanjang tali, sementara kecepatan partikel tali tegak lurus terhadapnya. 
Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang λ dalam periode T. Dengan demikian kecepatan gelombang sama dengan λ/T, λ/T = v. Kemudian karena 1/T =f maka :
                                                                  V = λ . f

Kecepatan gelombang tergantung pada sifat medium dimana ia merambat. Kecepatan gelombang pada tali yang terentang, misalnya bergantung pada tegangan tali ( FT ), dan pada massa tali per satuan panjang (m/L). Untuk gelombang dengan amplitudo kecil, hubungan tersebut adalah
                              
Rumus ini secara kualitatif masuk akal dengan dasar mekanika newton. Dimana mengharapkan tegangan di pembilang dan massa per satuan waktu di penyebut. Karena ketika tegangan lebih besar maka kecepatan lebih besar, karena setiap segmen tali berada pada kontak yang lebih erat dengan tetangganya dan makin besar massa persatuan panjang, makin besar inersia yang dimiliki tali dan makin melambat gelombang akan merambat (Giancoli, 2001: 382-383). Yang merupakan sifat umum gelombang adalah lajunya bergantung pada sifat-sifat medium, tetapi tak bergantung pada gerak relatif sumber gelombang terhadap medium. Misalnya laju gelombang pada tali hanya bergantung pada sifat tali.
Jika mengirim pulsa gelombang melalui tali yang panjang dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa laju penjalaran pulsa gelombang bertambah bila tegangan tali ditingkatkan. Selanjutnya, jika mempunyai dua tali, tali ringan dan tali berat, dengan tegangan yang sama, pulsa gelombang akan menjalar lebih lambat pada tali berat. Jadi laju penalaran gelombang v pada tali berhubungan dengan tegangan F dan massa per satuan panjang μ. Akan diperoleh hubungan ini dengan menggunakan hukum - hukum Newton.


 




Gambar diatas menunjukkan suatu pulsa yang menjalar sepanjang tali dengan laju v ke kanan. Pulsa dianggap bernilai kecil bila dibandingkan dengan panjang tali sehingga menghasilkan aproksimasi yang baik, yaitu tegangan bernilai konstan sepanjang tali dan sama seperti ketika tidak ada pulsa.
                                             
                                                     
Gambar diatas menunjukkan segmen tali sepanjang ∆s. Jika segmen cukup kecil akan dapat memandangnya sebagai bagian busur lingkaran berjari-jari R. Segmen dengan demikian melingkar dengan jari-jari lingkaran R dan kelajuan v, serta memiliki percepatan sentripetal v2/R . Misalkan θ adalah sudut pusat yang berhadapan dengan bujur yang dibentuk oleh tali.
Gaya-gaya yang bekerja pada segmen adalah tegangan F pada masing-masing ujung. Komponen horizontal gaya-gaya ini sama dan berlawanan sehingga saling meniadakan. Komponen vertikal gaya-gaya ini mengarah ke pusat bujur lingkaran. Jumlah gaya-gaya radial  ini memberikan percepatan sentripetal. Gaya radial total yang bekerja pada segmen adalah

                                          
Pada persamaan di atas,
telah dianggap bahwa θ cukup kecil untuk memungkinkan aprolsimasi sin = . Jika μ adalah massa per satuan panjang tali, massa per satuan panjang tali, massa segmen dengan panjang ∆s= R θ adalah
Dengan menetapkan gaya  radial total sama dengan massa kali percepatan sentripetal, akan dihasilkan
        
Dengan meniadakan faktor θ dan menyelesaikan untuk v, kita akan memperoleh :
Karena laju tak bergantung pada R dan θ, hasil ini berlaku untuk semua segmen tali. Namun, penurunan bergantung pada dianggap kecilnya sudut θ, yang akan benar jika tinggi pulsa kecil dibanding panjangnya, atau, kalau tidak, jika kemiringan tali pada sembarang titik adalah kecil. Ketergantungan laju pada F/μ  tidaklah mengherankan bila menyadari bahwa pada dasarnya teganganlah yang mempercepat elemen - elemen massa dalam tali untuk menghasilkan pulsa gelombang (Tipler, 1998: 476-478).



BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam praktikum analisis vegetasi pohon adalah eksperimen (percobaan), karena dalam praktikum terdapat variabel-variabel serta data diperoleh dari hasil percobaan.
B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Percobaan ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Universitas Negeri Surabaya pada hari Kamis 29 Oktober 2015 pukul 09.40 WIB.
C.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.      Meddle                                                                 1 set
2.      Piring beban beserta keping-keping beban           1 set
3.      Penggaris                                                              1 buah
D.    Variabel dan Definisi Operasional
1.      Variabel manipulasi          : massa beban (gram)
Definsi Operasional         : Massa beban (gram) adalah massa benda
yang digantung pada ujung tali yang dihubungkan dengan katrol sebesar 200 gram, 250 gram, 300 gram, 350 gram, 400 gram.
2.      Variabel kontrol               : panjang tali, frekuensi vibrator
Definsi Operasional         :
a.       Panjang tali (cm) adalah berapa panjang tali tersebut dari vibrator ke katrol sepanjang 70 cm.   
b.      Frekuensi vibrator adalah besar frekuensi yang digunakan untuk menggetarkan tali sebesar 50 Hz.
3.      Variabel respon                : jumlah gelombang dan cepat rambat
gelombang tali
Definsi Operasional         :
a.       Jumlah gelombang adalah banyaknya gelombang yang terlihat ketika vibrator dinyalakan.
b.      Cepat rambat gelombang v (cm/s)  adalah kelajuan beserta arah geraknya, dimana satuannya adalah m/s atau diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.
E.     Rancangan Percobaan

Gambar 3.1 Percobaan Cepat Rambat Gelombang Pada Tali”
F.  Alur Percobaan  
    



G.    Langkah Percobaan
1.      Mengikat salah satu ujung tali pada lengan penggerak vibrator, sedangkan ujung yang lainya diikatkan pada piring beban dengan melewati katrol.
2.      Menghubungkan vibrator dengan sumber arus yang berasal dari slide regulator, sehingga lengan penggerak vibrator bergetar dengan frekuensi yang tetap.
3.      Mencatat frekuensi getaran vibrator.
4.      Meletakkan keping-keping beban pada piringan beban, serta mengatur tegangan tali sehingga terjadi gelombang berdiri.
5.      Menghitung jumlah simpul yang terjadi disepanjang tali.
6.      Mengukur jarak simpul terjauh.
7.      Mengulangi percobaan 3-5 beberapa kali dengan jumlah simpul yang berbeda-beda, dengan menambah keeping-keping beban pada piring beban.
8.      Mengukur massa dan panjang tali seluruhnya untuk menghitung massa persatuan panjang tali. (menentukan massa jenis linear)
9.      Melengkapi tabel pengamatan dan kesimpulan.



BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.    Data
Tabel 1. Hasil Percobaan Cepat Rambat Gelombang Pada Tali
No
Massa beban (kg)
Jumlah bukit / n
Panjang gelombang / λ (m)
Berat beban / F (N)
v = f x λ

1
0,20
5
0,28
1,96
14,0
21,2
2
0,25
5
0,28
2,45
14,0
23,7
3
0,30
4
0,35
2,94
17,5
26,0
4
0,35
3
0,47
3,43
23,5
28,0
5
0,40
2
0,70
3,92
35,0
30,0
Keterangan :
f           = 50 Hz
mtali        = 3,05 gr = 3,05 x 10-3 kg
ltali        = 0,7 m

B.     Analisis
Percobaan yang telah kami lakukan berjudul “Cepat Rambat pada Tali” diperoleh data melalui 5 kali percobaan dengan memanipulasi massa beban yakni 0,20 kg; 0,25 kg; 0,30 kg; 0,35 kg; dan 0,40 kg. Pada percobaan ini digunakan frekuensi yang sama yakni sebesar 50 Hz. Selain itu, panjang dan massa tali yang digunakan juga sama yakni 0,7 m dan 3,05 x 10-3 kg.
Percobaan pertama, dengan menggunakan massa beban 0,20 kg dihasilkan jumlah bukit sebanyak 5. Melalui persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang sebesar 0,28 m. Melalui persamaan F = m.g diperoleh  berat beban sebesar 1,96 N. Selanjutnya, dapat diketahui cepat gelombang melalui dua persamaan yang berbeda yakni menggunakan persamaan v = f.λ dan . Sehingga, diperoleh besar cepat rambat gelombang secara berturut-turut yakni  14,0 m/s dan 21,2 m/s.
Percobaan kedua, dengan menggunakan massa beban 0,25 kg dihasilkan jumlah bukit sebanyak 5. Melalui persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang sebesar 0,28 m. Melalui persamaan F = m.g diperoleh  berat beban sebesar 2,45 N. Selanjutnya, dapat diketahui cepat gelombang melalui dua persamaan yang berbeda yakni menggunakan persamaan v = f.λ dan  . Sehingga, diperoleh besar cepat rambat gelombang secara berturut-turut yakni  14,0 m/s dan 23,7 m/s.
Percobaan ketiga, dengan menggunakan massa beban 0,30 kg dihasilkan jumlah bukit sebanyak 4. Melalui persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang sebesar 0,35 m. Melalui persamaan F = m.g diperoleh  berat beban sebesar 2,94 N. Selanjutnya, dapat diketahui cepat gelombang melalui dua persamaan yang berbeda yakni menggunakan persamaan v = f.λ dan . Sehingga, diperoleh besar cepat rambat gelombang secara berturut-turut yakni  17,5 m/s dan 26,0 m/s.
Percobaan keempat, dengan menggunakan massa beban 0,35 kg dihasilkan jumlah bukit sebanyak 3. Melalui persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang sebesar 0,47 m. Melalui persamaan F = m.g diperoleh  berat beban sebesar 3,43 N. Selanjutnya, dapat diketahui cepat gelombang melalui dua persamaan yang berbeda yakni menggunakan persamaan v = f.λ dan . Sehingga, diperoleh besar cepat rambat gelombang secara berturut-turut yakni  23,5 m/s dan 28,0 m/s.
Percobaan kelima, dengan menggunakan massa beban 0,40 kg dihasilkan jumlah bukit sebanyak 2. Melalui persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang sebesar 0,70 m. Melalui persamaan F = m.g diperoleh  berat beban sebesar 3,92 N. Selanjutnya, dapat diketahui cepat gelombang melalui dua persamaan yang berbeda yakni menggunakan persamaan v = f.λ dan . Sehingga, diperoleh besar cepat rambat gelombang secara berturut-turut yakni  35,0 m/s dan 30,0 m/s.

C.    Pembahasan
Percobaan yang telah kami lakukan yang berjudul “Cepat Rambat Gelombang pada Tali”, akan dapat diketahui adanya gelombang berdiri. Gelombang berdiri ini terbentuk akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang atau akibat pertemuan dua gelombang yang arahnya berlawanan. Sesuai dengan percobaan kami, bahwa gelombang berdiri dapat dibuat pada seutas tali (dawai) yang terikat ujungnya dengan menggetarkan ujung satunya secara terus menerus. Dengan demikian akan terbentuklah gelombang transversal (ada bukit dan lembah).
Percobaan ini dilakukan dengan memanipulasi massa beban sebanyak 5 kali yaitu 0,20 kg; 0,25 kg; 0,30 kg; 0,35 kg; dan 0,40 kg. Selanjutnya, akan dapat dihitung besar panjang gelombang (λ) melalui persamaan λ = 2L/n dan besar cepat rambat gelombang (v) melalui persamaan v = f x λ dan. Berdasarkan persamaan λ = 2L/n diperoleh panjang gelombang dari percobaaan pertama hingga kelima sebesar 0,28 m; 0,28 m; 0,35 m; 0,47 m; dan 0,70 m. Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar massa beban maka semain besar pula panjang gelombang. Nilai panjang gelombang yang semakin besar diperoleh karena semakin besar massa beban akan dihasilkan jumlah bukit yang semakin sedikit. Karena jumlah bukit (n) berbanding terbalik dengan panjang gelombang (λ) maka dengan jumlah bukit yang semakin sedikit akan diperoleh panjang gelombang yang semakin besar. Hasil percobaan ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang ada. Akan tetapi pada percobaan pertama dan kedua, besar panjang gelombangnya sama. Hal ini disebabkan jumlah bukit yang dihasilkan ketika percobaan adalah sama yakni 5 bukit. Hal-hal yang bisa menyebabkan jumlah bukit yang dihasilkan adalah sama pada percobaan pertama dan kedua adalah karena faktor tali dawai yang digunakan tidak dapat diluruskan dengan baik sehingga menyulitkan praktikan untuk menentukan jumlah bukit serta kondisi alat melde yang kurang stabil.
Selanjutnya, perhitungan cepat rambat gelombang dilakukan melalui persamaan v = f x λ dan. Berdasarkan persamaan v = f x λ, diperoleh cepat rambat gelombang pada percobaan pertama hingga kelima yaitu sebesar 14,0 m/s; 14,0 m/s; 17,5 m/s; 23,5 m/s; dam 35,0 m/s. sedangkan berdasarkan persamaan , diperoleh cepat rambat gelombang pada percobaan pertama hingga kelima yaitu sebesar 21,2 m/s; 23,7 m/s; 26,0 m/s; 28,0 m/s; dan 30,0 m/s. Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar massa maka semakin besar pula cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang yang semakin besar disebabkan semakin besar panjang gelombang (λ). Karena panjang gelombang sebanding dengan cepat rambat gelombang (v) sesuai persamaan v = f x λ maka jika panjang gelombang semakin besar, cepat rambat gelombang juga akan semakin besar. Apabila dilihat berdasarkan persamaan cepat rambat gelombang yang semakin besar disebabkan karena massa beban yang semakin besar. Semakin besar massa beban maka semakin besar nilai berat beban (F). Karena berat beban sebanding dengan cepat rambat gelombang maka dengan berat beban yang semakin besar menyebabkan nilai cepat rambat gelombang yang semakin besar pula. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang ada. Adapun grafik tentang pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang dapat dilihat di bawah ini :

Keterangan :
v1      = cepat rambat gelombang melalui persamaan v = f x λ
v2      = cepat rambat gelombang melalui persamaan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dianalisis, maka disimpulkan semakin besar massa beban maka semakin besar panjang gelombang sehingga semakin besar pula cepat rambat gelombangnya.
Percobaan yang kami lakukan, telah dihitung cepat rambat gelombang melalui dua persamaan yakni v = f x λ dan . Ternyata nilai cepat rambat gelombang dari dua persamaan tersebut, memiliki selisih yang cukup besar. Adapun besar selisihnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada percobaan pertama, dengan menggunakan persamaan v = f x λ diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 14,0 m/s sedangkan dengan menggunakan persamaan diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 21,2 m/s. Dari hasil tersebut diperoleh selisih sebesar 7,2 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 33,96 % dan taraf ketelitian sebesar 66,04 %.
Pada percobaan kedua, dengan menggunakan persamaan v = f x λ diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 14,0 m/s sedangkan dengan menggunakan persamaan diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 23,7 m/s. Dari hasil tersebut diperoleh selisih sebesar 9,7 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 40,92 % dan taraf ketelitian sebesar 59,80 %.
Pada percobaan ketiga, dengan menggunakan persamaan v = f x λ diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 17,5 m/s sedangkan dengan menggunakan persamaan diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 26,0 m/s. Dari hasil tersebut diperoleh selisih sebesar 8,5 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 32,69 % dan taraf ketelitian sebesar 67,31 %.
Pada percobaan keempat, dengan menggunakan persamaan v = f x λ diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 23,5 m/s sedangkan dengan menggunakan persamaan diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 28,0 m/s. Dari hasil tersebut diperoleh selisih sebesar 4,5 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 16,07 % dan taraf ketelitian sebesar 83,93 %.
Pada percobaan kelima, dengan menggunakan persamaan v = f x λ diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 35,0 m/s sedangkan dengan menggunakan persamaan diperoleh cepat rambat gelombang sebesar 30,0 m/s. Dari hasil tersebut diperoleh selisih sebesar 5,0 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 14,28 % dan taraf ketelitian sebesar 85,72 %.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa dari percobaan pertama hingga kelima memiliki selisih nilai cepat rambat gelombang yang cukup besar. Seharusnya, meskipun menggunakan persamaan yang berbeda yakni persamaan dari percobaan dan persamaan secara teoritis, nilai cepat rambat gelombang adalah sama atau hanya memiliki selisih yang kecil. Adanya selisih yang cukup besar ini menunjukkan adanya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi antara lain pertama, kurang stabilnya alat melde karena telah digunakan percobaan sebelumnya. Kedua, keadaan tali dawai yang sulit diluruskan sehingga kesulitan dalam melihat bukit yang terbentuk. Ketiga, tali dawai seharusnya dililitkan pada katrol sebanyak minimal 2 kali sebelum diikatkan pada beban, akan tetapi pada percobaan kami tidak dililitkan pada katrol terlebih dahulu. Keempat, kurang cermatnya praktikan dalam mengamati dan menghitung bukit gelombang yang terbentuk.

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cepat rambat gelombang pada gelombang tali dipengaruhi oleh massa beban. Dimana dapat diketahui dari hasil percobaan yang telah dilakukan dengan massa beban  0,20 kg; 0,25 kg; 0,30 kg; 0,35 kg; dan 0,40 kg diperoleh cepat rambat gelombang dengan menggunakan persamaan v = f x λ sebesar 14,0 m/s; 14,0 m/s; 17,5 m/s; 23,5 m/s; dam 35,0 m/s. sedangkan dengan menggunakan persamaan   sebesar 21,2 m/s; 23,7 m/s; 26,0 m/s; 28,0 m/s; dan 30,0 m/s. Hasil tersebut menunjukkan semakin besar massa yang digunakan maka semakin besar nilai cepat rambat gelombang. Akan tetapi, terdapat selisih cepat rambat gelombang yang cukup besar pada dua persamaan tersebut sehingga diketahui secara berturut-turut taraf ketidakpastian sebesar 33,96 % dan taraf ketelitian sebesar 66,04 %; taraf ketidakpastian sebesar 40,92 % dan taraf ketelitian sebesar 59,80 %; taraf ketidakpastian sebesar 32,69 % dan taraf ketelitian sebesar 67,31 %; taraf ketidakpastian sebesar 16,07 % dan taraf ketelitian sebesar 83,93 %; taraf ketidakpastian sebesar 14,28 % dan taraf ketelitian sebesar 85,72 %.
Hal ini disebabkan karena tali dawai seharusnya dililitkan pada katrol sebanyak minimal 2 kali sebelum diikatkan pada beban, akan tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak dililitkan pada katrol terlebih dahulu, faktor tali dawai yang sulit diluruskan, alat melde yang tidak stabil serta kurang cermatnya praktikan dalam menentukan jumlah bukit.
B.     Saran
Adapun saran untuk percobaan cepat rambat gelombang pada tali adalah penggunaan tali dawai yang sekali pakai, tali dawai seharusnya dililitkan pada katrol sebanyak minimal 2 kali sebelum diikatkan pada beban, dan menggunakan alat meddle yang stabil.


Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Gelombang Tali Melde. (online), (Http://Www.Gudangmateri.Com/2009/03/Gelombang-Tali-Melde_29.Html, diakses 1 November  2015).
Tim. 2015. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya : Laboratorium IPA Dasar FMIPA Unesa.
Halliday & Resnick. 1996. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga

1 komentar: