Halaman

Selasa, 15 Desember 2015

LAPORAN GO-5 CEPAT RAMBAT DI UDARA




LAPORAN PERCOBAAN GELOMBANG DAN OPTIK
“CEPAT RAMBAT DI UDARA”



Nama Kelompok 6 :
1.      Yasinta Kuswinarto                      (13030654058)
2.      Deviana Eka R.                             (13030654066)
3.      Wiwik Jumiati                               (13030654076)
4.      Putri Irawati                                  (13030654080)

PRODI PENDIDIKAN IPA B 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

ABSTRAK
CEPAT RAMBAT BUNYI

Kami telah melakukan percobaan dengan judul Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel pada hari Kamis tanggal 5November 2015 di Laboratorium IPA Unesa. Tujuan dari percobaan ini yaitu menetukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup. Metode yang digunakanadalahmengukurpanjangdan diameter setiappipa,  menghubungkan handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator dengan speaker, meletakkan speaker pada salah satu ujung pipa, kemudian meletakkan ujung pipa lainnya didekat telinga, serta mengatur frekuensi aplikasi Pro Audio Tone Generator sampai terjadi resonansi (f), kemudian mentukan panjang gelombang (λ), sehinggadiperoleh cepat rambat bunyi di udara (v). Hasilpercobaanyang kami lakukan diperolehrata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup denganpanjangpipadan diameter 4,60 cm sebesar 330,41 m/s dengan taraf ketelitian sebesar 99,69%.Pada pipa tertutup dengan panjang pipa 24,5 cm dan diameter 3,60 cm didapatkan cepat rambat bunyi di udara rata-rata 329,09 m/s dan taraf ketelitian 92,11 %. Pada pipa terbuka dengan panjang pipa 99,6 cm dan diameter 4,5 cm didapatkan cepat rambat bunyi rata-rata 332,93 m/s dan taraf ketelitian 99,61 % dan. Pada pipa terbuka lain dengan panjang pipa 49,7 cm dan diameter 2,90 cm didapatkan cepat rambat bunyi di udara rata-rata  332,19 m/s, dengan taraf ketelitian 98,74 % jadi hasil percobaan tersebut sudahsesuaidenganteori. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi yang dihasilkan dari resonansi pipa tertutup lebih besar daripada pipa terbuka, tetapi cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih keci daripada pipa terbuka, semakin besar diameter pipa maka cepat rambat bunyi di udara juga semakin besar.

Kata Kunci: Cepat rambat bunyi di udara,  frekuensi, panjanggelombang, pipa (terbukadantertutup).




BAB I
PENDAHULUAN

  A.   Latar Belakang
Pada saat kita akan mendengar bunyi petir sebelumnya beberapa saat kita terlihat cahaya kilat petir. Pada peristiwa tersebut menunjukkan bahwa bunyi merambat memerlukan waktu atau dengan kecepatan tertentu.Getaran yang menimbulkan bunyi tersebut menggetarkan udara di sekitarnya. Akibatnya terjadilah gelombang udara. Bunyi dihubungkan dengan indera pendengaran kita yaitu telinga. Istilah bunyi (sound) juga merujuk pada sensasi fisik yang merangsang telinga kita yaitu, gelombang longitudinal (Giancoli, 2001). Jadi, bunyi merupakan gelombang yang merambat di udara dalam bentuk gelombang longitudinal.
Salah satu medium perambatan bunyi adalah udara. Salah satu dari sumber bunyi yaitu alat musik diantaranya. Alat musik seperti alat musik tiup, dan pipa organa menghasilkan bunyi dari getaran gelombang berdiri di kolom udara dalam tabung atau pipa. Pipa organ terdapat dua jenis diantaranya yaitu pipa organa terbuka dan juga pipa organa tertutup. Pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka sedangkan pipa organa tertutup salah satu ujungnya tertutup dan ujung yang lainnya terbuka. Saat merambat, bunyi memiliki cepat rambat yang berbeda-beda. Cepat rambat yang berbeda-beda tersebut berdasarkan mediumnya. Oleh karena itu kita akan melakukan percobaan ini untuk menentuka cepat rambat di udara pada pipa terbuka dan tertutup

   B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapt diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh jenis pipa terhadap cepat rambat bunyi di udara?
2.      Bagaimana pengaruh diameter pipa terhadap cepat rambat di udara?

   C.    Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu “Menetukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup”.

   D.    Hipotesis
Adapun hipotesis dari percobaan ini adalah :
“Cepat rambat bunyi yang dihasilkan pada pipa terbuka lebih besar daripada cepat rambat bunyi pada pipa tertutup”.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Sifat Dasar Gelombang Bunyi
Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium pada saat merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya.
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan.
Bunyi memerlukan medium pada saat merambat. Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat merambat pada ruang hampa. Jika kita bercakap-cakap, maka bunyi yang kita dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju pendengar melalui medium udara.
Ada beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita. Terdapat 3 aspek terjadinya bunyi, yaitu adanya sumber bunyi, medium yang merambatkan bunyi dan adanya penerima yang berada di alam jangkauan sumber bunyi (Hardiwiyono, 2012).
1.      Sumber bunyi
Misalnya, ada gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang bersuara dan ada suara kendaraan lewat. Sumber bunyi berhubungan erat dengan frekuensi bunyi. Frekuensi bunyi adalah banyaknya gelombang bunyi setiap detik. Semakin besar frekuensi gelombang bunyi, berarti, semakin banyak pula pola rapatan dan renggangan sehingga bunyinya akan terdengar semakin nyaring (nadanya lebih tinggi).
2.      Medium Perambatan Bunyi
Bunyi dapat merambat dalam medium udara (zat gas), air (zat cair) maupun zat padat.Cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material, yang menjadi medium perambatan gelombang. Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan kecepatan 331 m/s.
                           Tabel 2.1 Laju bunyi diberbagai materi, pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm.
Materi
Laju (m/s)
Udara 0oC
331
Udara
340
Hielium
1005
Hidrogen
1300
Air
1440
Air Laut
1560
Besi dan Baja
5000
Kaca
4500
Alumunium
5100
Kayu Keras
4000
                        (Giancoli, 2001:408)

3.      Penerima
Bunyi dapat didengar telinga bila memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas pendengaran manusia adalah pada frekuensi tersebut bahkan pada saat dewasa terjadi pengurangan interval tersebut karena faktor kebisingan atau sakit. Berdasarkan batasan pendengaran manusia itu gelombang dapat dibagi menjadi tiga yaitu audiosonik(20-20.000 Hz), infrasonik(di bawah 20 Hz) dan ultrasonik(di atas 20.000 Hz). Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar audio sonik. Contohnya jangkerik dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing dapat mendengar ultrasonik (hingga 25.000 Hz).

B.     Cepat Rambat Bunyi
Bunyi merupakan gelombang  maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
   1.      Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat.
   2.      Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium.
Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu
Ø  Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk yang bisa mendengan bunyii infrasonik adalah jangkrik.
Ø  Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. atau bunyi yang dapat didengar manusia.
Ø  Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. makhluk yang dapat mendengar ultrasonik adalah lumba-lumba.

C.    Pipa Organa Terbuka
Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat  beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yang dinamakan organa,baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka. Pola gelombang untuk nada dasar  ditunjukkan pada Gambar 2.1. Panjang kolom udara (pipa) sama dengan ½ (jarak antara perut berdekatan).
                        Gambar: 2.1. Organa Terbuka

Dengan demikian  L = λ1/2 atau λ1= 2L
Dan frekuensi nada dasar adalahf1 = v/ λ1 = v/2L
Pada resonansi berikutnya dengan panjang gelombang λ2 disebut nada atas pertama, ditunjukkan pada Gambar 2.1b. Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah simpul, sehingga terjai 3 perut dan 2 simpul. Panjang pipa sama dengan λ2. Dengan demikian, L = λ2 atau λ2 = L
Dan frekuensi nada atas kesatu ini adalah f2 =  v/ λ2 = v/L = 2 x v/2L = 2f1

Tampaknya persamaan frekuensi untuk pipa organa terbuka sama dengan persamaan frekuensi untuk tali yang terikat kedua ujungnya. Oleh karena itu, persamaan umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa harus sama dengan persamaan umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya, yaitu
                                                      ............................................................
Dengan v = cepat rambat bunyi dalam kolom udaradan n = 1, 2, 3, . . . . Jadi, pada pipa organa terbuka semua harmonik (ganjil dan genap) muncul, dan frekuensi harmonik merupakan kelipatan bulat dari harmonik kesatunya. Flute dan rekorder adalah contoh instrumen yang berprilaku seperti pipa organa terbuka dengan semua harmonik muncul.

D.    Pipa Organa Tertutup
Jika ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu disebut pipa organa tertutup. Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak, sehingga pada ujung pipa selalu terjadi simpul. Tiga keadaan resonansi di dalam pipa organa tertutup ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Organa Tertutup
Pola gelombang untuk nada dasar ditunjukkan pada gambar 2.2a, yaitu terjadi 1 perut dan 1 simpul. Panjang pipa sama dengan ¼ (jarak antara simpul dan perut berdekatan). Dengan demikian, L= λ1/4 atau λ1 = 4L, dan frekuensi nada dasar adalah f1= v/ λ1 = v/4L.......................................
Pola resonansi berikutnya dengan panjang gelombang λ3 disebut nada atas pertama, ditunjukkan pada gambar 2.2b. Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah simpul, sehingga terjadi 2 perut dan 2 simpul. Panjang simpul sama dengan 3/4 λ5. Dengan demikian, L=3/4 λ3 atau λ3=4L/3, dan frekuensi nada atas kesatu ini adalah

                .....................................
Perhatikan bahwa frekuensi ini sama dengan tiga kali frekuensi nada dasar. Selanjutnya akan Anda peroleh bahwa frekuensi nada atas kedua, yang getarannya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2c  adalah

Tampak bahwa pada kasus pipa organa tertutup hanya harmonik-harmonik ganjil yang muncul. Harmonik kesatu,  f1, harmonik ketiga f3 = 3f1, harmonik kelima f5 = 5f1, dan seterusnya. Secara umum, frekuensi-frekuensi alami pipa organa tertutup ini dinyatakan oleh :
Alat musik yang termasuk keluarga klarinet merupakan contoh pipa organa tertutup dengan harmonik ganjil untuk nada-nada rendah.






BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam praktikum “Cepat Rambat Bunyi di Udara” adalah eksperimen (percobaan), karena dalam praktikum terdapat variabel-variabel serta data diperoleh dari hasil percobaan.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Percobaan ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Universitas Negeri Surabaya pada hari Kamis 5 November 2015 pukul 09.40 WIB.

C.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.      Handphone dengan aplikasi                                 1 buah
Pro Audio Tone Generator                                             
2.      Speaker                                                                 1 buah
3.      Pipa terbuka (kecil dan besar)                               2 buah
4.      Pipa tertutup (gelas ukur kecil dan besar)             2 buah
5.      Alat ukur panjang (meteran)                                 1 buah
6.      Jangka sorong                                                       1 buah



D.    Variabel dan Definisi Operasional
1.      Variabel manipulasi          : jenis pipa, diameter pipa (d)
Definsi Operasional         :
Pada percobaan ini hal-hal yang dimanipulasi adalah jenis pipa dan diameter pipa. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa terbuka (pipa paralon) dan pipa tertutup (gelas ukur). Pipa terbuka berarti pipa yang kedua ujungnya terbuka sedangkan pipa tertutup berarti pipa yang salah satu ujungnya tertutup dan ujung yang lain terbuka.
Untuk diameter pipa pada pipa terbuka dimanipulasi yakni ada 2 macam. Pipa terbuka pertama berdiameter 2,90 cm dan pipa terbuka kedua berdiameter 4,50 cm. Untuk diameter pipa pada pipa tertutup juga dimanipulasi yakni ada 2 macam. Pipa tertutup pertama berdiameter 3,60 cm dan pipa tertutup kedua berdiameter 4,60 cm.

2.      Variabel kontrol               : speaker, HP dengan aplikasi Pro Audio
Tone Generator
Definsi Operasional         :
Pada percobaan ini hal-hal yang dibuat sama antara lain speaker dan HP dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator. Speaker adalah alat yang dihubungkan dengan HP sehingga ketika percobaan, resonansi bunyi yang dihasilkan bisa terdengar jelas. HP dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator adalah alat yang digunakan untuk mengatur frekuensi bunyi.

3.      Variabel respon                : cepat rambat bunyi di udara (v)
Definsi Operasional         :
Pada percobaan ini akan diperoleh hasil berupa panjang pipa (L), panjang gelombang (λ) dan frekuensi (f). Sehingga nantinya akan dapat diketahui besar cepat rambat bunyi di udara (v). Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh gelombang bunyi setiap satu satuan waktu pada medium udara.

E. Rancangan Percobaan
     
E. AlurPercobaan
  
 


 
BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.    Data
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Cepat Rambat Bunyi di Udara
No
Jenis Pipa
(d ± 0,05) cm
(L ± 0,1) cm
f (Hz)
λ (m)
v (m/s)
1
Terbuka
2,90
49,7
335,6
0,994
333,59
332,7
0,994
330,70
334,3
0,994
332,29
4,50
99,6
166,9
1,992
332,46
167,6
1,992
333,86
166,9
1,992
332,46
2
Tertutup
3,60
24,5
338,1
0,98
331,34
331,5
0,98
324,87
337,6
0,98
330,85
4,60
29,4
281,1
1,176
330,57
280,3
1,176
329,63
281,5
1,176
331,04

B.     Analisis
Percobaan yang berjudul “Cepat Rambat Bunyi di Udara” dilakukan dengan menggunakan dua jenis pipa yang berbeda yaitu pipa terbuka dan pipa tertutup. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing-masing pipa dengan memanipulasi diameter pipa. Dimana pipa terbuka menggunakan diameter 2,90 cm dan 4,50 cm, untuk pipa tertutup menggunakan diameter 3,60 cm dan 4,60 cm.
Pada percobaan dengan menggunakan pipa terbuka dilakukan 3 kali percobaan dengan diameter 2,90 cm dan panjang pipa 49,7 cm diperoleh cepat rambat bunyi dari perhitungan v = f x λ secara berturut-turut sebesar 333,59 m/s, 330,70 m/s, dan 332,29 m/s. Sehingga rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka dengan diameter 2,90 cm sebesar 332,19 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 1,26% dan taraf ketelitian sebesar 98,74%. Sedangkan pipa terbuka dengan diameter 4,50 cm dan panjang 99,6 cm diperoleh cepat rambat bunyi dari perhitungan v = f x λ secara berturut-turut sebesar 332,46 m/s, 333,86 m/s, dan 332,46 m/s. Sehingga rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka dengan diameter 4,50 cm sebesar 332,93 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 0,39% dan taraf ketelitian sebesar 99,61%.
Pada percobaan dengan menggunakan pipa tertutup dilakukan 3 kali percobaan dengan diameter 3,60 cm dan panjang pipa 24,5 cm diperoleh cepat rambat bunyi dari perhitungan v = f x λ secara berturut-turut sebesar 331,34 m/s, 324,87 m/s, dan 330,85 m/s. Sehingga rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup dengan diameter 3,60 cm sebesar 329,09 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 7,89% dan taraf ketelitian sebesar 92,11%. Sedangkan pipa tertutup dengan diameter 4,60 cm dan panjang 29,4 cm diperoleh cepat rambat bunyi dari perhitungan v = f x λ secara berturut-turut sebesar 330,57 m/s, 329,63 m/s, dan 331,04 m/s. Sehingga rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup dengan diameter 4,60 cm sebesar 330,41 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 0,31% dan taraf ketelitian sebesar 99,69%.
Dari percobaan jenis pipa yang berbeda yaitu pipa terbuka dan tertutup diperoleh rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka sebesar 332,56 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 1,9% dan taraf ketelitian sebesar 98,1% sedangkan rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup sebesar 329,72 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 9,1% dan taraf ketelitian sebesar 90,9%. Sehingga diperoleh rata-rata cepat rambat bunyi dalam percobaan yang telah dilakukan sebesar 331,14 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 18,20% dan taraf ketelitian sebesar 81,8%.

C.    Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan yang berjudul “Cepat Rambat Bunyi di Udara” dengan menggunakan dua jenis pipa yaitu pipa terbuka dan pipa tertutup. Pada panjang tabung tertentu dapat terjadi resonansi gelombang suara yang ditandai dengan adanya suara yang menggaung agak keras. Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran pada pipa organa. Pada pipa tertutup, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara adalah ¼ λ,  sedangkan pada pipa terbuka adalah ½ λ. Berdasarkan teori, selain panjang gelombang, cepat rambat bunyi pada pipa tertutup maupun terbuka dipengaruhi diameter pipa.  Posisi simpul terbuka dekat unjung tabung yang terbuka bergantung pada diameter tabung (Giancoli, 2001:420). Sehingga dapat diketahui bahwa semakin besar diameter pipa maka cepat rambat bunyi di udara juga semakin besar. Dari hasil analisis percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori pada pipa terbuka maupun pipa tertutup karena pada pipa terbuka dengan diameter lebih besar (4,50 cm) cepat rambat bunyinya lebih besar daripada pipa terbuka berdiameter kecil (2,90 cm), sedangkan pada pipa tertutup dengan diameter lebih besar (4,60 cm) cepat rambat bunyinya lebih besar daripada pipa tertutup berdiameter kecil (3,60 cm). Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis yang telah diperoleh yaitu rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka dengan diameter 2,90 cm sebesar 332,19 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 1,26% dan taraf ketelitian sebesar 98,74% dan rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka dengan diameter 4,50 cm sebesar 332,93 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 0,39% dan taraf ketelitian sebesar 99,61%. Sedangkan rata-ratacepat rambat bunyi pada pipa tertutup dengan diameter 3,60 cm sebesar 329,09 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 7,89% dan taraf ketelitian sebesar 92,11% dan rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup dengan diameter 4,60 cm sebesar 330,41 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 0,31% dan taraf ketelitian sebesar 99,69%.
Pada percobaan yang telah dilakukan pada pipa tertutup frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil. Hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas) (Giancoli, 2001:420). Sehingga cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih kecil daripada pipa terbuka yaitu rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa terbuka sebesar 332,56 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 1,9% dan taraf ketelitian sebesar 98,1% sedangkan rata-rata cepat rambat bunyi pada pipa tertutup sebesar 329,72 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 9,1% dan taraf ketelitian sebesar 90,9%. Jadi percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori.
Sedangkan cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material yang menjadi medium perambatan gelombang. Pada gas, cepat rambat bunyi sangat bergantung pada temperatur. Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan cepat rambat bunyi 331 m/s (Giancoli, 2012). Berdasarkan teori, cepat rambat bunyi di udara meningkat sebesar 0,60 m/s untuk setiap kenaikan temperatur 10C. v = (331+0,60T) m/s (Rumus Miller) dimana T merupakantemperaturdalam0C. Jika T dianggapsebesar (T= 260C) maka cepat rambat bunyi di udara dengan suhu 26oC yaitu,  v = 3310+0,6 (26) = 346,6 m/s. Namun pada saat percobaan dilakukan, temperature tidak diketahui sehinggaketetapancepatrambatbunyi di udara yang digunakan pada suhu ruangan yaitu 260C.
Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh cepat rambat bunyi di udara sebesar 331,14 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 18,20% dan taraf ketelitian sebesar 81,8%. Data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori seharusnya cepat rambat bunyi di udara pada suhu 260C sebesar 346,6 m/s namun hasil yang diperoleh dibawah ketetapan cepat rambat bunyi. Hal tersebut disebabkan karena kurang fokus dan kurang telitinya praktikan dalam mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan Handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang valid dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan. Selain itu juga tidak mengukur suhu atau temperatur saat melakukan percobaan sehingga hasil yang diperoleh kurang valid.
 

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulann
       Pada percobaan yang telah dilakukan pada pipa tertutup frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil. Hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas) (Giancoli, 2001:420).Dari masing-masing percobaan pipa tertutup dan pipa terbuka didapatkan cepat rambat bunyi rata-rata, taraf ketelitian serta ketidakpastian yang berbeda-beda.Cepat rambat bunyi diudara jugadapatdipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu udara maka semakin cepat perambatan bunyinya.Berdasarkan teori, selain panjang gelombang, cepat rambat bunyi pada pipa tertutup maupun terbuka dipengaruhi diameter pipa.  Posisi simpul terbuka dekat unjung tabung yang terbuka bergantung pada diameter tabung (Giancoli, 2001:420). Sehingga dapat diketahui bahwa semakin besar diameter pipa maka cepat rambat bunyi di udara juga semakin besar.

B.  Saran
            Adanya nilai ketidakpastian tersebut, tentunya dikarenakan oleh bebrapa kesalahan yang dilakukan oleh praktikan, sebaiknya praktikan lebih fokus dan teliti dalam melakukan percobaan sehingga data yang diperoleh valid. Selain itu, sebaiknya sebelum melakukan percobaan praktikan perlu membaca literature yang berkaitan dengan materi percobaan agar dalam melakukan percobaan dapat berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Cepat rambat Bunyi. (Online), (http://informasiana.com/bunyi-cepat-rambat-bunyi/), diakses 8 November 2015.
Anonim.Tanpa Tahun. Sifat Dasar Gelombang Bunyi. (Online), (http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=76:sifat-dasar-gelombang-bunyi&catid=13:gelombang-bunyi&Itemid=127), diakses 8 November 2015.
Anonim. Tanpa tahun. Pipa Organa Terbuka dan Pipa Organa Tertutup. (Online),  (http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=91&Itemid=142), diakses 8 November 2015.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hadiwiryono, Nuraiman.2012.Bunyi. (Online), (http://nuriman76.blogspot.com/?view=flipcard), diakses 8 November 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar