Halaman

Selasa, 15 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA TEKANAN DARAH




LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FLUIDA
“TEKANAN DARAH”




DISUSUN OLEH :

 
KELOMPOK 4
1.      Rita Nur Saidah                       (13030654044)
2.      Laras Desy Setiabudi              (13030654054)
3.      Yasinta Kuswinarto                 (13030654058)
4.      Raka Prasetyo                          (13030654063)
5.      Deviana Eka Ratna Safitri       (13030654066)


PENDIDIKAN IPA B 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015



TEKANAN DARAH
ABSTRAK

Telah kami lakukan percobaan pada tanggal 22 April 2015 yang berjudul tekanan darah dengan tujuan menyelidiki pengaruh massa dan aktivitas fisik tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu dengan mengukur 3 orang yang berjenis kelamin sama dan memiliki massa yang berbeda- beda melakukan aktifitas normal (relaks), lari- lari kecil ditempat dan naik turun tangga selama 2 menit. Kemudian mengukur tekanan darah (baik sistole maupun diastole) dan menghitung denyut nadi setiap selesai melakukan aktivitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa massa dan aktivitas fisik mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi sesorang. Semakin besar massa seseorang maka tekanan darah dan denyut nadi semakin kecil. Sedangkan semakin berat aktivitas yang dilakukan maka tekanan darah dan denyut nadi akan mengalami peningkatan. Namun terdapat hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori disebabkan karena kurangnya strategi praktikan dalam memanfaatkan alat yang tersedia.

Kata kunci : massa, aktivitas, dan denyut nadi




                                                                            BAB I
PENDAHULUAN
                                                                         
A.    Latar Belakang
Istilah tekanan darah sudah tidak asing lagi kita dengar. Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal biasanya memiliki besar 120/80 mmHg, dimana nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau disebut tekanan sistol sedangkan nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan atau disebut tekanan diastole.
Denyut nadi (pulse) dapat diartikan sebagai getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikrl kiri. Denyut nadi dapat dilakukan melalui pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Setiap orang memiliki tekanan darah dan denyut nadi yang bervariasi secara alami. Orang dewasa dan bayi akan memiliki tekanan darah dan denyut nadi yang berbeda. Selain itu massa tubuh seseorang dan aktivitas yang dilakukan juga mempengaruhi nilai tekanan darah dan denyut nadi. Untuk memahami lebih dalam tentang pengaruh massa tubuh dan jenis aktivitas yang dilakukan terhadap tekanan darah dan denyut nadi maka kami melakukan praktikum mengukur tekanan darah dan denyut nadi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh massa tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah ?
2.      Bagaimana pengaruh jenis aktivitas terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah?


C.    Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dibuat hipotesis sebagai berikut :
1.      Jika massa tubuh semakin besar maka denyut nadi akan semakin lambat dan tekanan darah semakin tinggi.
2.      Jika jenis aktivitas semakin berat maka denyut nadi semakin cepat dan tekanan darah semakin tinggi.

D.    Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1.      Menyelidiki pengaruh massa tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah.
2.      Menyelidiki pengaruh jenis aktivitas terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah.
 

BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah dan merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau disebut tekanan sistole. Sedangkan nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat  jantung  beristirahat di antara pemompaan atau disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat beristirahat dan dalam keadaan duduk atau berbarinng. Satuan tekanan darah adalah millimeter hydragyrum (Hg) atau air raksa dan biasa disingkat dengan mmHg. Tekanan darah diatas dapat dibaca 120 per 80 milimeter air raksa (Hg). Adapun satu siklus jantung tersusun atas empat fase antara lain :
1.      Pengisian Ventrikel (ventricylar filling)
Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah dalam tiga tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan pengisian yang lebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic Volume), yang merupakan volume darah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih 130 mL.
2.      Kontraksi Isovolumetrik (isovolumetric contraction)
Mulai fase ini, arteri repolarisasi dan berada dalam kondisi diastole selama sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah masih belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg) masih lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup jantung. Dalam fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan isovolumetrik.
Gambar 1. Fenomena yang terjadi saat siklus jantung
3.      Pompa Ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga tekanan  puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV). Dengan demikian SV = EDV –  ESV.
4.      Relaksasi Isovolumetrik (isovolumetric relaxation)
Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase ini  juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel belum menerima darah dari atria.

B.  Klasifikasi Tekanan Darah
Berikut ini adalah klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (18 tahun ke atas) :
Kategori
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Hipotensi
< 90
Atau < 60
Normal
90 – 120
Dan 60 – 80
Prahipertensi
121 – 139
Atau 81 – 89
Tahap 1 hipertensi
140 – 159
Atau 90 – 99
Tahap 2 hipertensi
160
Atau ≥ 100

Waktu yang dibutuhkan otot-otot jantung selama sistole dalam keadaan istirahat kurang lebih 0,23 detik dan diastole 0,53 detik sehingga satu kali denyut nadi membutuhkan kira-kira 0,80 detik. Artinya, frekuensi denyut nadi dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali per menit. Frekuensi denyut nadi ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan saraf  parasimpatik.

C.  Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor patologis dan fisiologis :
1.      Faktor Patologis
·         Umur yakni tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur.
·         Waktu pengukuran yakni bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan sore hari sedikit lebih meningkat.
·         Latihan (exercise) dan aktivitas yakni tekanan darah meningkat selama latihan dan aktivitas.
·         Massa yakni tekanan darah meningkat dengan semakin besarnya massa seseorang.
·         Stress yakni ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
·         Medikasi yakni banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Selama pengkajian tekanan darah, perawat menanyakan apakah pasien menerima medikasi anti hipertensi yang menurunkan tekanan darah.
·         Variasi diurnal yakni tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
·         Jenis kelamin yakni secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.
2.      Faktor Fisiologis
·         Curah jantung yakni curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontaktilitas yang lebih besar dari otot jantung atau peningkatan volume darah.
·         Tekanan perifer terhadap tekanan darah. Hal ini bisa dipengaruhi beberapa faktor yakni viskositas darah, panjang pembuluh, radius pembuluh, radius pembuluh, volume darah dan elastisitas.


D.  Denyut nadi
Denyut nadi (pulse rate) atau denyut nadi merupakan getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri atau nadi yang teraba pada dinding pembuluh arteri yang berdasarkan systole dan diastole dari jantung. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara  palpasi atau bisa juga dengan auskultasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi yakni apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh.
Denyut nadi yang normal yakni 60 – 100 kali setiap menit sedangkan denyut nadi yang lambat kurang dari 60 kali per menit dan yang cepat lebih dari 100 kali per menit (dikatakan abnormal). Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi/ denyut nadi antara lain :
1.      Pergelangan tangan (denyut arteri radialis)
2.      Leher (pembuluh nadi kepala)
3.      Bagian dalam siku atau di bawah otot bisep (arteri brachial)
4.      Kunci paha
5.      Dibalik malleous di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)
6.      Tengah dorsum  dari kaki (dorsalis pedis)
7.      Di belakang lutut (popliteal arteri)
8.      Di atas perut (abdominal aorta)
9.      Dada (aorta)

E.  Faktor yang Mempengaruhi Denyut nadi
Denyut nadi pada masing-masing orang berbeda-beda tergantung beberapa faktor berikut :
1.      Faktor kimia yakni ion-ion Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan adrenalin dan karbondioksida.
2.      Pengaruh temperature yakni frekuensi denyut nadi akan bertambah bila temperature naik dan akan berkurang jika temperature turun.
3.      Massa yakni semakin besar massa tubuh seseorang maka semakin lambat denyut nadi, begitupun sebaliknya.
4.      Aktivitas yakni semakin banyak seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi akan semakin cepat karena jantung memompa darah semakin cepat.
5.      Jenis kelamin yakni denyut nadi perempuan lebih cepat bila dibandingkan dengan denyut nadi laki-laki.
6.      Kondisi fisiologis yakni denyut nadi orang yang stree atau tertekan lebih banyak daripada orang yang dalam kondisi normal.
7.      Usia dan digesti yakni umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat.
8.      Athopin dan nikotin yakni dapat mempercepat frekuensi denyut nadi.




BAB III
METODE PERCOBAAN

A.  Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Automatic Blood Preassure Monitor  1 buah
2. Stopwatch                                           1 buah
3. Timbangan badan                                1 buah

B. Rancangan Percobaan 

                                         

C.  Variabel yang Digunakan
Adapun variabel yang kami gunakan dalam percobaan antara lain:
1.      Variabel Manipulasi    : massa tubuh, jenis aktivitas
Definisi Operasional    :
Massa tubuh didefinisikan sebagai massa model yang akan diukur denyut nadi dan tekanan darahna. Massa tubuh diukur menggunakan timbangan badan.
Jenis aktivitas didefinisikan sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan model sebelum diukur denyut janung dan tekanan darahnya. Pada percobaan ini, jenis aktivias dimanipulasi yakni duduk santai (normal), lari-lari kecil selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit.
2.      Variabel Kontrol         : jenis kelamin, waktu, stopwatch, Automatc Blood Pressure Monitor, timbangan.
Definisi Operasional    :
Jenis kelamin dari model dibuat sama yani perempuan. Waktu didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengukur dnyut jantung yakni selama 1 menit.
Stopwatch yang digunakan untuk menghitung waktu dalam menukur denyut janung adalah sama. Automatic Blood Pressure Monitor yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sama. Timbangan yang digunakan untuk mengukur massa tubuh model adalah sama.
3.      Variabel Respon          : denyut nadi, tekanan darah
Definisi Operasional    :
Denyut nadi didefinisikan sebagai getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri atau nadi yang teraba pada dinding pembuluh arteri yang berdasarkan systole dan diastole dari jantung.
Tekanan darah didefinisikan sebagai daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah.
Setelah melakukan percobaa ini, maka akan diperoleh besarnya denyut nadi dan tekanan darah pada masing-masing model.
D.  Langkah Percobaan
1.      Memilih 3 orang teman untuk menjadi model.
2.      Mengukur massa model dengan menggunakan timbangan badan.
3.      Mengukur denyut nadi model dalam keadaan duduk dengan santai.
4.      Menghitung denyut model itu selama satu menit dengan menggunakan stopwatch.
5.      Mengulangi lagi sebanyak dua kali, lalu menghitung rata-ratanya.
6.      Mengukur tekanan darah dengan menggunakan Automatic Blood Preassure Monitor dalam keadaan normal (relaks).
7.      Mencatat besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
8.      Model melakukan lari-lari kecil ditempat selama dua menit kemudian mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
9.      Mencatat besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
10.  Model melakukan naik turun tangga sebanyak lima kali selama tiga menit kemudian mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
11.  Mencatat besarnya denyut nadi dan tekanan darah yang terliihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
12.  Mengulangi langkah dua sampai sebelas dengan model yang berbeda.

E.  Alur Percobaan




 

BAB IV
DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Data
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, diperoleh data dibawah ini:
Model
Jenis Aktivitas
Massa Model
(kg)
Tekanan Darah
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Pulse (Denyut nadi/ menit
1
a.    Normal (Relaks)
47
86
50
69

b.    Lari- lari kecil di tempat (2 mnt)
89
53
62

c.    Naik turun tangga (2 menit)
117
64
100
2
a.   Normal (Relaks)
63
126
98
58

b.   Lari- lari kecil di tempat (2 mnt)
133
78
87

c.   Naik turun tangga (2 menit)
145
79
110
3
a.   Normal (Relaks)
70
121
70
70

b.   Lari- lari kecil di tempat (2 mnt)
97
56
95

c.   Naik turun tangga (2 menit)
113
70
90

B.  Analisis
1.      Pengaruh Massa Orang terhadapPengukuran Denyut Nadi dan Tekanan Darah
                   
Grafik 1. pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas normal (relaks)
     Pada grafik 1 terlihat bahwa pada aktivitas normal dengan massa model yang berbeda- beda diperoleh nilai sistole, diastole dan denyut nadi yang beragam. Sistole pada masing- masing model sebesar 86 mmHg, 126 mmHg, 121 mmHg. Sedangkan diastole diperoleh 50 mmHg, 98 mmHg, 78 mmHg. Dan denyut nadi pada keadaan normal (relaks) sebesar 69 mmHg, 58 mmHg, dan 70 mmHg.
 
Grafik 2. Grafik pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas lari2 di tempat
     Pada grafik 2 dapat diketahui setelah aktivitas lari- lari di tempat dalam waktu 2 menit diperoleh sistole dan diastole pada model 2 lebih tinggi daripada model 1 dan 3. Sedangkan pada denyut nadi pada model model 3 lebih banyak dari pada model 1 dan 2.





 
Grafik 3. Grafik pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas naik turun tangga
Grafik 3 menunjukkan bahwa pada model 2 bermassa 63 kg memiliki sistole, diastole maupun denyut nadi lebih tinggi dari pada model 1 dan 3 yang bermassa 47 kg dan 70 kg.
2.      Pengaruh Aktivitas Orang terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah dengan Berbagai Aktivitas

 
Grafik 4. Grafik pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 1 bermassa 47 kg
Pada grafik 4 diketahui bahwa pada sistole, diastole model pada bertambah tinggi sebanding dengan aktivitas yang dilakukan yaitu keadaan normal, lari- lari ditempat dan naik turun tangga. Sedangkan denyut nadi pada berbagai aktivitas bervariasi dari yang tertinggi ke terndah berturut- turut naik turun tangga, normal dan lari- lari ditempat.

 

Grafik 5. Grafik pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 1 bermassa 63 kg

Dapat kita ketahui bahwa pada grafik 5 sistole dan denyut nadi pada model bermassa 63 kg menunjukkan kenaikan pada berbagai aktivitas fisik. Sedangkan hasil pengukuran diastole pada keadaan normal lebih tinggi daripada dengan aktivitaslari- lari di tempat dan naik turun tangga.

Grafik 6. Grafik pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 3 bermassa 70 kg
     Grafik 6 menunjukkan bahwa terjadi penurunan sistole dan diastole setelah  aktivitas normal (relaks) dan lari- lari kecil di tempat dan penurunan denyut nadi pada aktivitas lari- lari kecil di tempat ke naik turun tangga selama 2 menit.

C.  Pembahasan
1.   Pengaruh Massa Orang terhadapPengukuran Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Semakin besar massa seseorang maka semakin lambat sistol, diastol dan denyut nadi seseorang. Pada percobaan yang kami lakukan ditunjukkan bahwa pada aktivitas normal model 1, model 2 dan model 3 memiliki sitole, diastole dan denyut nadi yang semakin rendah (sedikit). Namun pada aktivitas normal ini  sistole dan diastole pada model bermassa 89 kg lebih besar daripada sistole model bermassa 47 kg. Hal lain juga ditunjukkan pada denyut nadi model bermassa 70 kg juga lebih besar dari pada denyut nadi model bermassa 63 kg. 
Pada aktivitas lari- lari di tempat selama 2 menit, besar sistole, diastole dan denyut nadi model 2 dan model 3 lebih besar dari pada model 1.  Sedangkan pada aktivitas naik turun tangga selama 2 menit juga menunjukkan bahwa besar sitole, diastole dan denyut nadi pada model 2 dan 3 lebih besar dari pada model 1. Perbedaan hasil percobaan dengan teori disebabkan adanya beberapa faktor antara lain waktu pengukuran waktu dengan pengukuran sistole, diatolemaupun denyut nadi dilakukan secara bersamaan sedangkan alat yang digunakan hanya 1.
2.   Pengaruh Aktivitas Orang terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Berdasarkan analisis data hasil percobaan kami dapat kita ketahui hasil denyut jantung pada model bermassa 47 kg mengalami penurunan dari keadaan normal dengan keadaan pasca melakukan aktivitas lari- lari kecil yaitu dari 69 menjadi 62 detak/ menit. Sedangkan diastol pada aktivitas normal dan pasca lari- lari kecil di tempat pada model bermassa 63 kg juga mengalami penurunan dari 98 mmHg menjadi 78 mmHg. Besar sistol, diastol pada keadaan normal dan pasca lari- lari kecil di tempat pada model bermassa 70 kg mengalami penurunan yaitu dari 121 mmHg menjadi 97 mmHg dan 70 mmHg menjadi 56 mmHg. Selain itu penurunan denyut nadi dari aktivitas lari- lari ditempat dengan naik turun tangga dari 95 mmHg menjadi 90 mmHg juga terjadi pada model bermassa 70 kg. Hasil percobaan kami diatas berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa semakin berat aktivitas fisik maka semakin meningkat pula denyut nadi dan tekanan darah baik sistole dan diastole seseorang. Perbedaan tersebut disebabkan adanya pelaksanaan aktivitas fisik yang dilakukan secara bersamaan sedangkan Automatic Blood Pressure hanya ada 1 pada masing- masing kelompok. Akibatnya ketika praktikan masih mengukur model 1 maka model 2 dan 3 menunggu teman lain mengukur tekanan darahnya sehingga dipastikan tekanan darah yang ditunjukkan sudah bukan hasil asli hasil aktivitas fisik.


















BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1.    Massa sesorang mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi seseorang. Hal ini terlihat dari hasil tekanan darah dan denyut nadi pada model massa 1 memiliki denyut nadi dan tekanan darah seseorang baik tekanan sistolik maupun tekanan diastolik lebih besar dari pada model bermassa 2 dan 3.
2.    Aktifitas fisik dapat mempengaruhi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah seseorang baik sistole maupun diastole. Hal ini ditunjukkan pada hasil tekaanan sistole, diastole ketiks keadaan normal, atau saat setelah lari- lari di tempat dan naik turun tangga.

B.  Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan praktikan menyarankan ketika melakukan praktikum diutamakan ketelitian, terutama dalam merasakan denyut nadi dan mendengarkan tekanan darah agar hasil praktikum yang diperoleh lebih akurat.aktikan seharusnya menyesuaikan jumlah alat dengan kegiatan yang dimiliki agar diperoleh, data relevam harus bagus.

DAFTAR PUSTAKA
Damar, Emanuel. 2013. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran Tekanan Darah (online), (http://www.academia.edu/5224124/PEMERIKSAAN_ DENYUT_NADI_DAN_PENGUKURAN_TEKANAN_DARAH, diakses tanggal 26 April 2015).
Putri, Erlina. 2014. Laporan Praktikum Tekanan Darah (online), (http://www. academia.edu/9534180/Laporan_Praktikum_Tekanan_Darah, diakses tanggal 26 April 2015).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar