EKSPRESI GEN PADA SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
A.
Pengertian
Ekspresi gen merupakan suatu proses penerjemahan
informasi yang dikode oleh gen menjadi urutan asam amino dalam sintesis
protein. Dalam sintesis protein, informasi genetik yang dibawa DNA akan disalin
menjadi mRNA melalui proses transkripsi. Selanjutnya mRNA yang terbentuk
diterjemahkan menjadi polipeptida melalui proses translasi.
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organisme
oleh gen. Suatu sifat yang dimiliki oleh organisme merupakan hasil metabolisme
yang terjadi di dalam sel. Proses metaboisme dapat berlangsung karena adanya
enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan
protein lainnya diterjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA,dan molekul mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan untaian cetakan DNA.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.
Gambar
1. Ekspresi gen pada sintesis protein
Sumber
: http://biologigonz.blogspot.com
B.
Transkripsi pada Sel Prokariotik dan Eukariotik
Transkripsi pada dasarnya adalah proses penyalinan
urutan nukleotida yang terdapat pada molekul DNA menajadi RNA. Dalam proses
transkripsi, hanya salah satu untaian DNA yang disalin menjadi urutan
nukleotida RNA (transkip RNA). Urutan nukleotida pada transkrip RNA bersifat
komplemeter dengan urutan DNA cetakan (DNA template), tetapi identik dengan
urutan nukleotida DNA pada untaian pengkode.
Perbedaan transkripsi pada sel Prokariotik dan eukariotik
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Waktu dan Lokasi
·
Sel Prokariotik
Proses trankripsi terjadi terjadi didalam
sitoplasma.
·
Sel Eukariotik
Proses transkripsi terjadi di dalam inti sel
2.
Gen
·
Sel Prokariotik
Pada
sel prokariotik terdiri dari 3 macam gen yakni:
a.
Promoter,
Adalah
bagian yang berperan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada
ujung 5’. Fungsi promoter adalah sebagai tempat awal pelekatan enzim RNA
polimerase yang nantinya melakukan transkripsi pada bagian gen struktural.
Salah satu bagian penting promoter disebut sebagai Pribnow box pada urutan nukleotida -10 dan -35. Oleh karena urutan
consensus pada Pribnow box adalah TATAAT, maka seringkali disebut juga TATA
box. Pribnow box berperanan dalam mengarahkan enzim RNA polymerase sehingga
arah transkripsinya adalah dari ujung 5’→3’. Selain itu, daerah ini merupakan
tempat pembukaan heliks DNA untuk membentuk kompleks promoter yang yang terbuka.
b.
Struktural
Adalah
bagian yang mengandung urutan DNA spesifik (kode genetik) yang akan
ditranskripsi.
c.
Terminator
Adalah
bagian yang memberikan sinyal pada enzim RNA polimerase untuk menghentikan
proses transkripsi. Signal terminasi dicirikan oleh struktur jepit rambut
/hairpin dan lengkungan yang kaya yang akan urutan GC yang terbentuk pada
molekul RNA hasil transkripsi
Gambar 2. Struktur gen pada prokariot
Sumber : https://www.academia.edu/6208866/
Proses terminasi
pada sel prokariotik dipengaruhi oleh :
a.
Urutan
nukleotida (rho independent)
Terminasi dilakukan tanpa harus melibatkan protein
khusus, namun ditentukan oleh adanya urutan nukleotida tertentu pada bagian
terminator. Ciri urutan adalah adanya struktur jepit rambut/hairpin yang kaya
akan basa GC. Akibat struktur itu, RNA polimerase berhenti dan membuka bagian
dari sambungan (hibrid) DNA-RNA. Sisa hibrid merupakan urutan oligo U (rU) yang
tidak cukup stabil berpasangan dengan A (dA)→ ikatan hidrogen hanya 2 buah,
akibatnya ikatan lemah terlepas dan RNA hasil transkripsi lepas
b.
Protein / faktor
rho (rho dependent)
Terminasi memerlukan protein rho. Faktor rho terikat
pada RNA transkrip kemudian mengikuti RNA polimerase sampai ke daerah
terminator. Faktor rho membentuk destabilisasi ikatan RNA-DNA hingga akhirnya
RNA terlepas.
·
Sel Eukariotik
Pada sel eukariotik, gen dibedakan menjadi 3 macam
kelas yakni:
a. Gen kelas I
Meliputi gen-gen yg mengkode 18SrRNA, 28SrRNA dan
5,8SrRNA (ditranskripsi oleh RNA polimerase I). Pada gen kelas I terdapat dua
macam promoter yaitu promoter antara (spacer promoter) dan promoter utama.
b. Gen kelas II
Meliputi semua gen yang mengkode protein dan
beberapa RNA berukuran kecil yang terdapat di dalam nukleus (ditranskripsi oleh
RNA polimerase II). Promoter gen kelas II terdiri atas 4 elemen yaitu sekuens
pemulai (initiator) yg terletak pada daerah inisiasi transkripsi, elemen hilir
(downstream) yang terletak disebelah hilir dari titik awal transkripsi, kotak
TATA dan suatu elemen hulu (upstream).
c. Gen kelas III
Meliputi gen-gen yg mengkode tRNA, 5SrRNA dan beberapa
RNA kecil yang ada di dalam nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase III).
Sebagian besar gen kelas III merupakan suatu cluster dan berulang.
Gambar 3. Struktur umum gen pada eukariotik
Sumber : https://www.academia.edu/6208866/
3.
Sistem operon
·
Sel Prokariotik
Pada prokariotik, gen diorganisasikan dalam satu
sistem operon. Satu promoter untuk mengendalikan seluruh gen struktural. Contoh
dari operon adalah operon lac yang mengendalikan kemampuan metabolisme laktosa
pada bakteri Eschericia coli.
·
Sel Eukariotik
Pada eukariotik, tidak dikenal adanya sistim operon
karena satu promotor mengendalikan seluruh gen struktural. Pada gen struktural eukariotik,
keberadaan intron merupakan hal yang sering dijumpai meskipun tidak semua gen eukariotik
mengandung intron.
4.
Sifat ekspresi gen
·
Sel Prokariotik
Sifat ekspresi gen mRNA pada sel Prokariotik adalah
polisistronik. Hal ini berarti dalam satu transkrip terkandung lebih dari satu
rangkaian kodon (sistron) polipeptida yang berbeda.
·
Sel Eukariotik
Sifat ekspresi gen mRNA pada sel eukariotik adalah
monosistronik. Hal ini berarti dalam satu transkrip yang dihasilkan hanya
mengkode satu macam produk ekspresi gen. Satu mRNA mambawa satu macam rangkaian
kodon untuk satu macam polipeptida.
5.
Proses splicing
·
Sel Prokariotik
Splicing merupakan proses pemotongan dan
penyambungan RNA. Pada sel prokariotik tidak terjadi splicing. Hal ini
dikarenakan pada sel prokariotik tidak terdapat intron dalam satu untai mRNA
hasil transkripsi (kecuali pada beberapa Archaea tertentu).
·
Sel Eukariotik
Pada sel eukariotik terjadi splicing karena dalam
satu untai mRNA hasil transkripsi yang
akan diterjemahkan terdapat intron dan ekson yang berseling-seling. Terjadinya
splicing ini adalah ketika fase pasca transkripsi. Awalnya, gen memiliki 2 macam kode yakni
ekson dan intron. Ekson merupakan kode yang dipakai sedangkan intron merupakan
kode yang tidak pakai dan akan dibuang. Selanjutnya terjadi proses pemotongan
intron dan penyambungan ekson. Sehingga akan terbentuklah mRNA yang matang dan
selanjutnya akan ditransfer ke sitoplasma untuk melalui tahap selanjutnya yakni
translasi di ribosom.
Gambar
4. Proses splicing
Sumber : https://www.academia.edu/6208866/
6.
Proses capping dan poliadenilasi
·
Sel Prokariotik
Pada sel prokariotik tidak terjadi proses capping
dan poliadenilasi. Hasil dari sintesis RNA polimerase dapat langsung
melanjutkan proses transkripsi.
·
Sel Eukariotik
Pada sel eukariotik, setiap ujung molekul pre-mRNA yang
telah terbentuk dimodifikasi dengan cara tertentu. Ujung 5’ yaitu ujung depan,
pertama kali dibuat saat transkripsi segera ditutup dengan nukleotida guanin
(G) yang termodifikasi. Proses capping (pemberian topi) ini mempunyai fungsi
yakni :
-
Ujung ini
melindingi mRNA dari degradasi enzim hidrolisis.
-
Setelah
mRNA sampai di sitoplasma, ujung 5’
berfungsi sebagai bagian tanda “lekatkan disini” untuk ribosom.
Pada
ujung 3’ suatu enzim terjadi proses poliadenilasi yakni penambahan ekor yang
terdiri dari 30-200 nukleotida adenin. Ekor poli(A) berfungsi mempermudah
ekspor mRNA dari nukleus.
Gambar
5. Proses capping dan poliadenilasi
Sumber : https://www.academia.edu/6208866/
C.
Translasi pada Sel Prokariotik dan Eukariotik
Translasi adalah proses penerjemahan urutan
nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein. RNA yang ditranslasi adalah mRNA,
sedangkan tRNA dan rRNA tidak ditranslasi. Molekul rRNA adalah salah atau
molekul penyusun ribosom yaitu organel tempat berlangsungnya sintesisi protein,
sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi
rantai polipeptida.
Proses transalasi pada sel prokariotik dan
eukariotik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Waktu dan Tempat
·
Sel Prokariotik
Pada sel prokariotik, proses translasi terjadi
sebelum transkripsi selesai sempurna. Hal ini berarti proses terjadinya
translasi dan transkripsi hampir bserempak dan sama-sama terjadi di sitoplasma.
Ini dikarenakan tidak membrane inti.
·
Sel Eukariotik
Pada sel eukariotik, proses translasi terjadi
setelah transkripsi selesai (tidak terjadi secara bersamaan). Sebelum proses
translasi terdapat fase pasca transkripsi. Terjadinya proses translasi ini
berbeda dengan transkripsi karena terjadi di sitoplasma. Ini dikarenakan
terdapat membran yang membatasi antara nukleus dan sitoplasma.
Gambar
6. Perbedaan letak transkripsi dan
translasi pada (a) sel prokariotik (b) sel eukariotik
Sumber : http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id
2.
Proses Inisiasi
·
Sel Prokariotik
RNA polimerase menempel langsung pada DNA di
promoter tanpa ada ikatan dengan protein tertentu. Kodon inisiasi pada
prokariot adalah formil-metionin/ fMet.
·
Sel Eukariotik
Terdapat transkripsi faktor berupa protein sebagai
tempat menempelnya RNA polimerase. Kodon inisiasi pada eukariot adalah metionin.
3.
Sub Unit Ribosomal
·
Sel Prokariotik
Sub unit ribosomal adalah 70S yang terdiri dari
bagian besar 50S dan bagian kecil 30S.
·
Sel Eukariotik
Sub unit ribosomal adalah 80S yang terdiri dari
bagian besar 60S dan bagian kecil 40S.
Gambar
7. Perbedaan translasi pada prokariot dan
eukariot
Sumber : https://www.academia.edu/6208866/
D.
Pegendalian Ekspresi Gen
1.
Pengendalian Negatif Ekspresi Gen
Gen regulator menghasilkan suatu protein represor yg
dikode oleh gen lacI. Represor ini menempel pd daerah operator (lacO) yang
terletak disebelah hilir promoter. Operator lac berukuran sekitar 28 pasang
basa. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi
gen-gen struktural (lacZ, lacY dan lacA)
sehingga operon mengalami represi.
Pengendalian negatif disebutkan bahwa induser
melekat pada bagian represor dan mengubah sisi allosterik dari represor,
sehingga mengubah secara allosterik konformasi molekul represor, kemudian
represor tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor tidak mampu
menghambat trankripsi. RNA polimerase akan terus berjalan. Represor yang
dihasilkan oleh gen regulator tidak berikatan dengan ko-represor akan tidak
aktif dan trankripsi pun akan berjalan. Represor yang berikatan dengan
ko-represor pada sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi.
2.
Pengendalian Positif Ekspresi Gen
Gen regulator menghasilkan suatu aktivator yang
belum aktif, sehingga transkripsi tidak bisa berjalan. Aktivator yang
dihasilkan oleh gen regulator berikatan dengan protein induser sehingga
aktivator akan tereaktivasi dan trankripsi pun berjalan. gen regulator yang
menghasilkan suatu aktivator yang sudah aktif dan transkripsi akan berjalan. Aktivator
akan berikatan dengan dengan ko-represor sehingga menjadi tidak aktif, maka
tidak terjadi transkripsi.
3.
Pengendalian Ekspresi Gen Secara Konstitutif
Pengaturan
ekspresi gen selalu berjalan terus. Kelompok gen konstitutif merupakan kelompok
gen yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dasar, misalnya metabolisme
energi atau sintesis komponen-komponen selular, sehingga pengaturan ekspresi
gen ini harus berjalan secara kontinyu
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Retno. 2011. Proses Transkripsi pada Prokariotikik dan Eukariotik
(online), (http://dokumen.tips/documents/transkripsi-eukariotik-Prokariotik.html,
diakses tanggal 29 November 2015)
Kevin, Frederick. 2011.
From Gene to Protein (online), (https://www.academia.edu/6208866/FROM_GENE_TO_PROTEIN_TRANSKRIPSI_DAN_TRANSLASI, diakses 29 November 2015)
Niedlich. 2010. Makalah Ekspresi Gen dan Regulasinya (online),
(https://www.scribd.com/doc/97237329/Makalah-Ekspresi-Gen-Dan-Regulasinya,
diakses 29 November 2015)
Purwanti,
Aliyah. 2009. Perbedaan Transkripsi dan
Translasi pada Sel Prokariotik dan Eukariotik (online), (http://www.slideshare.net/aliyahpurwanti
09/perbedaan-proses-transkripsitranslasi-pada-sel-Prokariotik-dan-eukariotik,
diakses 29 November 2015)
cool website :)
BalasHapusTerima kasih ilmunya
BalasHapusMengapa eukariotik tidak memiliki opeeron
BalasHapusbagus blognya:)
BalasHapus