LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FLUIDA
“TEKANAN HIDROSTATIK”
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
4
1. Rita
Nur Saidah (13030654044)
2. Laras
Desy Setiabudi (13030654054)
3. Yasinta
Kuswinarto (13030654058)
4. Raka
Prasetyo (13030654063)
5. Deviana Eka Ratna Safitri (13030654066)
PENDIDIKAN IPA B 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
TEKANAN
HIDROSTATIK
ABSTRAK
Telah kami lakukan percobaan
“Tekanan Hidrostatik” pada
tanggal 29 April 2015 di Laboratorium Unesa yang
bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kedalaman selang air terhadap tekanan
hidrostatik serta menyelidiki pengaruh posisi ujung selang terhadap tekanan
hidrostatik. Metode yang kami gunakan adalah merangkai alat, memasukkan air ke
dalam selang U, mengatur selang sesuai dengan jenis yang dimanipulasi serta
mengukur perbedaan tekanan permukaan air (h) pada U-Manometer. Hasil yang
diperoleh adalah untuk posisi ujung selang ke atas, diperoleh tekanan
hidrostatik pada kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm sebesar 400N/m2,
650N/m2 dan 850N/m2. Untuk posisi ujung selang ke bawah,
diperoleh tekanan hidrostatik pada kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm sebesar 300N/m2,
400N/m2 dan 700N/m2. Untuk posisi ujung selang ke
samping, diperoleh tekanan hidrostatik pada kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm
sebesar 250N/m2, 500N/m2 dan 700N/m2. Ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin dalam kedalamannya maka
semakin besar tekanan hidrostatisnya. Namun posisi ujung selang berbeda
berpengaruh dalam percobaan kami. Seharusnya diperoleh tekanan hidrostatik yang
sama untuk kedalaman yang sama. Hal ini dikarenakan faktor kurang terampilnya
praktikan, kurang teliti dalam membaca skala dan kurang teliti dalam mengukur
kedalaman selang yang dimasukkan ke air.
Kata kunci :
kedalaman
selang, posisi ujung selang, tekanan hidrostatik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tekanan hidrostatis adalah tekanan
yang terjadi dibawah permukaan air (fluida statis). Selama ini kita tahu bahwa
tekanan pada zat padat hanya ke arah bawah, hal ini berlaku jika tidak ada gaya
dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan pada zat cair, tekanan pada zat cair
menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya
gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan zat
cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat cair,
akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Pada percobaan ini yang akan
dibahas adalah pengaruh kedalaman suatu benda terhadap tekanan hidrostatik
serta pengaruh posisi ujung selang yang berbeda. Untuk menyelidiki hal
tersebut, maka dilakukanlah percobaan “Tekanan Hidrostatik”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh kedalaman selang air terhadap
tekanan hidrostatik?
2.
Bagaimana posisi ujung selang yang berbeda terhadap
tekanan hidrostatik ?
C.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat
diambil hipotesis adalah:
1.
Semakin dalam kedalaman selang air, maka
tekanan hidrostatik akan semakin besar.
2.
Posisi ujung selang tidak mempengaruhi tekanan
hidrostatik.
D.
Tujuan
Percobaan
Tujuan pada percobaan ini yaitu :
1.
Menyelidiki pengaruh kedalaman selang air
terhadap tekanan hidrostatik.
2.
Menyelidiki pengaruh posisi ujung selang yang
berbeda terhadap tekanan hidrostatik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Tekanan Hidrostatik
Fluida adalah zat yang dapat
mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan yang sangat
kecil atau sedikit
saja. Fluida memiliki
dua wujud yaitu
cair dan gas. Komponen
yang bekerja pada
fluida statis adalah
gaya angkat ke
atas dan tekanan hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau
gaya apung (buoyancy) adalah resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda
oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke atas dipengaruhi
oleh volume benda
yang tercelup ke dalam zat
cair. Tekanan hidrostatis adalah
tekanan yang terjadi
di bawah air.
Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air
yang membuat cairan
tersebut mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik
dengan gaya angkat terletak pada perbedaan
kedalaman benda tercelup, dimana
benda yang tercelup akan
mempengaruhi perbedaan tekanan hidrostatis
yang dialami benda, semakin dalam
benda tercelup maka
semakin besar tekanan
hidrostatis yang dialami benda.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan
luas, dimana gaya F dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Konsep
tekanan utamanya berguna dalam membahas fluida. Dari fakta eksperimental,
fluida memberikan tekanan kesegala arah. Hal ini diketahui dari perenang dan
penyelam yang merasakan tekanan air didalam tubuh mereka. Pada setiap titik
,pada fluida diam (statis), besarnya tekanan dari segala arah adalah sama.
Tekanan pada satu sisi harus sama dengan tekanan disisi sebaliknya. Jika hal
ini tidak terjadi maka akan ada gaya total, sehingga benda dapat bergerak. Artinya,
dalam fluida statis, tekanan-tekanannya harus sama besar. Sifat penting lainnya
dari fluida yang berada dalam keadaan diam adalah gaya yang disebabkan oleh
tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen gaya
yang sejajar dengan permukaan, maka menurut hukum newton ketiga bahwa permukaan
akan memberikan gaya kembali pada fluida yang juga akan memiliki komponen
sejajar dengan permukaan. Komponen ini akan menyebabkan fluida mengalir. Dengan
demikian gaya yang disebabkan oleh tekanan pada fluida statis selalu tegak
lurus terhadap permukaan. Tekanan zat cair pada massa jenis yang sama, dapat
diilustrasikan misalnya dengan mengambil salah satu titik yang berada pada
kedalaman h di bawah permukaan zat cair (yaitu
permukaan yang berada diketinggian h diatas titik ini), seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar Tekanan ke segala arah dan dipengaruhi oleh
kedalaman benda
Tekanan yang disebabkan pada kedalaman h ini
disebabkan oleh berat kolom zat cair diatasnya. Dengan demikian gaya yang
bekerja pada daerah tersebut adalah F = m.g = ρ.V.g = ρ.A.h.g, dimana A.h
adalah volume benda, ρ adalah massa jenis zat cair (dianggap h konstan), dan g
adalah percepatan gravitasi (10m/s2). Sehingga besar tekanan, P
adalah sebagai berikut:
Persamaan diatas menyatakan tekanan hidrostatik
tersebut yang disebabkan oleh zat cair itu sendiri, yang dimana didalam zat
cair yang diam tersebut tidak terjadi tegangan geser dan tekanan pada suatu
titik didalam zat cair tersebut adalah sama besar kesegala arah. Dengan
demikian, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair, dan dengan
kedalaman didalam zat cair. Besarnya tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh
bentuk wadah zat cair. Berikut ini adalah sifat-sifat dari tekanan hidrostatis,
adalah sebagai berikut :
1. Semakin
dalam letak suatu titik dari permukaan zat cair, tekanannya semakin besar
2. Pada
kedalaman yang sama, tekanannya juga sama
3. Tekanan
zat cair kesegala arah adalah sama besar
B. Aplikasi Tekanan Hidrostatik
Pengaruh
tekanan hidrostatik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu
sebagai berikut:
1. Kapal
Laut
Kapal
laut dapat mengapung di permukaan air karena adanya rongga didalam tubuh kapal.
Rongga yang berisi udara ini mampu memindahkan volume air yang cukup besar,
Kapal akan mendapat gaya ke atas yang menyamai berat kapal. Gaya ke atas
tersebut mampu menahan kapal laut tetap berada dipermukaan air. Bagaimana
dengan paku ? Sebuah paku kecil akan mendapat gaya tekan ke atas yang lebih
kecil daripada berat paku sehingga paku akan tenggelam.
2. Kapal
Selam
Kapal
Selam adalah salah satu jenis kapal laut yang dapat mengapung, melayang, dan
tenggelam. Bagaimanakah cara kerja kapal selam? Kapal selam memiliki rongga
yang terletak di antaran lambung dalam dan lambung luar yang berfungsi sebagai
jalan keluar masuk udara dan air.
3. Hidrometer
Hidrometer
adalah sebuah alat berbentuk tabung kaca yang alasnya diberi timbal dan
berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis atau kepekatan suatu zat
cair. Hidrometer berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis zat cair.
4. Konstruksi
Bangunan
Konstruksi
bendungan dibuat sedemikian rupa, yaitu semakin ke bawah, bendungan dibuat
semakin tebal/kuat karena untuk menahan tekanan yang semakin dalam semakin
kuat.
5. Pemasangan
infus
Sebelum
infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah pasien. Hal ini
dilakukan karena pemasangan infus harus memperhatikan tekanan darah pasien.
Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan
infusmengalir ke dalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari
tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui
selang infus menuju kantong infus.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
1.
Dasar statif 2 buah
2.
Batang statif pendek 1
buah
3.
Batang statif panjang 2 buah
4.
Balok pendukung 1
buah
5.
Selang plastik lunak 1 buah
6.
Pengukur tekanan air 1
buah
7.
Pemegang U-Manometer 1
buah
8.
Gelas kimia 1000 ml 1 buah
9.
Pipa plastik 2 buah
10. Siring/jarum suntik
50 ml 1 buah
B.
Rancangan Percobaan
C.
Variabel dalam Percobaan
1. Variabel manipulasi :
kedalaman selang air, posisi ujung selang
Definisi operasional :
Kedalaman selang air didefinisikan sebagai dalamnya
(panjang) selang air yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air,
dimana kedalaman ini diukur dari permukaan air. Kedalaman selang air yang
dimanipulasi ini memiliki besar yakni 3 cm, 6 cm dan 9 cm.
Posisi ujung selang didefinisikan sebagai posisi
selang yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, dimana posisi ujung
selang ini dimanipulasi yakni ke atas, ke bawah dan ke samping.
2. Variabel kontrol :
volume air, ketinggian air pada selang U
Definisi operasional :
Volume air didefinisikan sebagai banyaknya air pada
gelas kimia yang digunakan untuk mencelupkan selang air, dimana volume air
sebesar 1000 ml.
Ketinggian air pada selang U dibuat sama selama
percobaan yakni 5cm dengan keadaan air setimbang.
3. Variablel respon :
perbedaan tekanan permukaan air (h)
Definisi operasional :
Perbedaan tekanan permukaan air (h) diukur pada
selang U setelah ujung selang yang lain dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi
air. Perbedaan tekanan permukaan air menunjukkan besarnya tekanan hidrostatis.
D.
Langkah Kerja
1. Merangkai peralatan
sesuai dengan percobaan
2. Merakit U-Manometer
3. Memasang balok
pendukung pada statif dan memasang pengukur tekanan pada balok pendukung (kiri)
4. Memasang selang air (kanan) pada pengukur tekanan air.
5. Mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 1000 ml dan menempatkan dibawah pengukur tekanan air
6. Memasukkan air kedalam selang U yang
tergantung di batang statif dengan menggunakan siring dan
mengusahan agar posisi air seimbang.
7. Mengatur posisi
ujung selang ke atas dan memasukkannya ke
dalam gelas kimia berisi air dengan kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm.
8.
Mengukur perbedaan tekanan
permukaan air (h) dalam U-Manometer pada
masing-masing kedalaman selang yang berbeda.
9. Mengulangi langkah 7 dan 8
dengan posisi ujung selang ke bawah dan ke samping.
E.
Alur Kerja
BAB IV
DATA, ANALISIS,
PEMBAHASAN
A.
Data
Adapun data hasil percobaan Tekanan Hidrostatik yaitu
sebagai berikut:
Tabel
Hasil Percobaan Tekanan Hidrostatik
No
|
Posisi ujung selang
|
Perbedaan ketinggian air untuk kedalaman (h ±
0,1) cm
|
||
3
|
6
|
9
|
||
1
|
Ke atas
|
4,0
|
6,5
|
8,5
|
2
|
Ke bawah
|
3,0
|
4,0
|
7,0
|
3
|
Ke samping
|
2,5
|
5,0
|
7,0
|
B.
Analisis
Percobaan yang telah kami lakukan tentang “Tekanan
Hidrostatik” dilakukan dengan manipulasi
kedalaman selang air yakni 3 cm, 6 cm dan 9 cm serta posisi ujung selang yakni posisi
ke atas, ke bawah dan dan ke samping. Sehingga kami memperoleh perbedaan ketinggian
permukaan air yang berbeda pada selang U. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
1.
Posisi
ujung selang ke atas
No
|
Kedalaman
(h ± 0,1) cm
|
Perbedaan ketinggian air
(h ± 0,1) cm
|
Tekanan (P) N/m2
|
1
|
3
|
4,0
|
400
|
2
|
6
|
6,5
|
650
|
3
|
9
|
8,5
|
850
|
Pada posisi ujung selang ke atas
dengan kedalaman selang 3 cm dieroleh perbedaan ketinggian air sebesar 4,0 cm sehingga besar tekanan hidrostatiknya
400 N/m2. Pada kedalaman selang 6 cm diperoleh ketinggian permukaan air
sebesar 6,5 cm sehingga besar tekanan hidrostatiknya 650 N/m2. Pada kedalaman
selang 9 cm perbedaan ketinggian air sebesar
8,5 cm sehingga tekanan hidrostatiknya 850 N/m2.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat grafik
berikut ini :
Dari grafik tersebut dapat dijelaskan semakin
besar kedalaman selang air maka semakin besar nilai tekanan hidrostatiknya.
2.
Posisi
ujung selang ke bawah
No
|
Kedalaman
(h ± 0,1) cm
|
Perbedaan ketinggian air
(h ± 0,1) cm
|
Tekanan (P) N/m2
|
1
|
3
|
3,0
|
300
|
2
|
6
|
4,0
|
400
|
3
|
9
|
7,0
|
700
|
Pada posisi ujung selang ke atas
dengan kedalaman selang 3 cm dieroleh perbedaan ketinggian air sebesar 3,0 cm sehingga besar tekanan
hidrostatiknya 300 N/m2. Pada kedalaman selang 6 cm diperoleh
ketinggian permukaan air sebesar 4,0 cm sehingga besar tekanan hidrostatiknya
400 N/m2. Pada kedalaman selang 9 cm perbedaan ketinggian air
sebesar 7,0 cm sehingga tekanan hidrostatiknya
700 N/m2.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat grafik
berikut ini :
Dari grafik tersebut dapat dijelaskan semakin
besar kedalaman selang air maka semakin besar nilai tekanan hidrostatiknya.
3.
Posisi
ujung selang ke samping
No
|
Kedalaman
(h ± 0,1) cm
|
Perbedaan ketinggian air
(h ± 0,1) cm
|
Tekanan (P) N/m2
|
1
|
3
|
2,5
|
250
|
2
|
6
|
5,0
|
500
|
3
|
9
|
7,0
|
700
|
Pada posisi ujung selang ke atas
dengan kedalaman selang 3 cm dieroleh perbedaan ketinggian air sebesar 2,5 cm sehingga besar tekanan hidrostatiknya
250 N/m2. Pada kedalaman selang 6 cm diperoleh ketinggian permukaan air
sebesar 5,0 cm sehingga besar tekanan hidrostatiknya 500 N/m2. Pada kedalaman
selang 9 cm perbedaan ketinggian air sebesar 7,0 cm sehingga tekanan hidrostatiknya 700 N/m2.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat grafik
berikut ini :
Dari grafik tersebut dapat dijelaskan semakin
besar kedalaman selang air maka semakin besar nilai tekanan hidrostatiknya.
C.
Pembahasan
Berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh
kedalaman selang air terhadap besarnya tekanan hidrostatik. Sesuai dengan
hipotesis kami, jika semakin dalam kedalaman selang air maka tekanan
hidrostatiknya akan semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat pada data hasil
percobaan kami yakni pada posisi selang ke atas dengan kedalaman 3 cm, 6 cm dan
9 cm memiliki tekanan hidrostatik berturut-turut sebesar 400 N/m2,
650 N/m2 dan 850 N/m2. Kemudian pada posisi selang ke
bawah dengan kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm memiliki tekanan hidrostatik
berturut-turut sebesar 300 N/m2, 400 N/m2 dan 700 N/m2.
Selanjutnya pada posisi selang ke samping dengan kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm
memiliki tekanan hidrostatik berturut-turut sebesar 250 N/m2, 500
N/m2 dan 700 N/m2. Hasil ini juga sesuai dengan teori
yang ada bahwasanya kedalaman atau ketinggian suatu benda di dalam zat cair mempengaruhi
besarnya tekanan hidrostatis. Sesuai dengan persamaan P = ρgh,
dimana P adalah tekanan hidrostatik, ρ adalah massa jenis zat cair, g adalah
percepatan gravitasi dan h adalah ketinggian. Sehingga dari persamaan tersebut
diketahui bahwa ketinggian sebanding dengan tekanan hidrostatik. Namun kita
ketahui bahwa dalam memanipulasi kedalaman selang air adalah dengan rentang
yang sama yakni sebesar 3 cm. Jadi, besarnya tekanan hidrostatik yang diperoleh
seharusnya memiliki rentang yang sama sehingga pada grafik yang dibuat akan
lurus. Tetapi hasil percobaan yang kami lakukan tidak demikian. Terdapat
rentang yang tidak sama, ini dapat dilihat pada grafik percobaan yang tidak
lurus. Hal ini dapat dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam meletakkan
selang pada kedalaman yang telah ditentukan serta kurang teliti dalam membaca
skala.
Pada
percobaan ini, kami juga memanipulasi posisi ujung selang yang dimasukkan ke
dalam air. Hasil yang kami peroleh adalah pada kedalaman 3 cm, diperoleh
tekanan hidrostatik pada posisi ujung selang ke atas, ke bawah dan ke samping
berturut-turut sebesar 400 N/m2, 300 N/m2 dan 250 N/m2.
Pada kedalaman 6 cm, diperoleh tekanan hidrostatik pada posisi ujung selang ke
atas, ke bawah dan ke samping berturut-turut sebesar 650 N/m2, 400
N/m2 dan 500 N/m2. Pada kedalaman 9 cm, diperoleh tekanan
hidrostatik pada posisi ujung selang ke atas, ke bawah dan ke samping
berturut-turut sebesar 850 N/m2, 700 N/m2 dan 700 N/m2.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa pada kedalaman yang sama diperoleh besar
tekanan hidrostatis yang berbeda dengan memanipulasi ujung selang. Pada
kedalaman 3 cm, diperoleh tekanan hidrostatik yang semakin rendah. Pada
kedalaman 6 cm, diperoleh tekanan hidrostatik yang semakin rendah kemudian
tinggi. Pada kedalaman 9 cm, diperoleh tekanan hidrostatik yang semakin rendah
dan ada yang sama. Berdasarkan teori yang ada dijelaskan bahwa terjadinya tekanan hidrostatik disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana di dalam zat cair yang diam tidak terjadi
tegangan geser dan tekanan pada suatu titik didalam zat cair adalah sama besar
ke segala arah. Sehingga seharusnya pada kedalaman 3 cm akan memiliki tekanan
hidrostatik yang sama meskipun diubah-ubah posisi ujung selangnya. Begitu pula
pada kedalaman 6 cm dan 9 cm. Jadi pada percobaan kami kurang sesuai dengan
teori tersebut. Hal ini dikarenakan kurang terampilnya praktikan dalam
menggunakan atau merangkai alat, kurang teliti dalam mengukur kedalaman selang
air serta kurang teliti dalam membaca skala.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
-
Semakin dalam
kedalaman selang air maka semakin besar tekanan hidrostatisnya. Ini sesuai
dengan teori yang ada. Namun, besarnya tekanan hidrostatis terdapat rentang
yang tidak sama pada tiap kedalaman. Hal ini dikarenakan kurang telitinya
praktikan dalam mengukur kedalaman selang air serta kurang teliti dalam membaca
skala.
-
Posisi ujung
selang yang berbeda mempengaruhi tekanan hidrostatik. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang ada karena tekanan hidrosatati tidak dipengaruhi oleh posisi
ujung selang melainkan massa jenis, percepatan gravitasi dan
kedalaman/ketinggian.
B.
Saran
Setelah kami melakukan praktikum tentang “Tekanan
Hidrostatik” kami menyarankan agar praktikan lebih teliti dalam mengukur
kedalaman selang air ketikan dimasukkan ke dalam air. Praktikan juga harus teliti
dalam membaca skala serta harus terampil dalam menggunakan dan merangkai
peralatan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Rahmat. 2014. Tekanan Hidrostatik. [Online] http://www.rahmatfirdaus-pgsd.info/2014/10/tekanan-hidrostatis.html. Diakses pada tanggal 1 Mei 2015
Amalia, Rohimah. Tanpa Tahun, Penerapan Tekanan Dalam Kehidupan
Sehari-hari. [Online] http://www.slideshare.net/rohimahamalia9/penerapan-tekanan-dalam-kehidupan-seharihari. Diakses pada tanggal 1 Mei 2015
Giancoli. 2001. Fisika Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Tim. 2015. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains
Makasih banyak kak... Bantu banget buat ngejar deadline wkwkwk
BalasHapus