LAPORAN PRAKTIKUM
MATA
KULIAH GELOMBANG DAN OPTIK
“EKSPLORASI SIFAT-SIFAT GELOMBANG PADA
BIDANG”
Nama Kelompok
6 :
1. Yasinta Kuswinarto (13030654058)
2. Deviana Eka R. S (13030654066)
3. Wiwik Jumiati (13030654076)
4. Putri Irawati (13030654080)
PRODI PENDIDIKAN IPA B
2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2015
Ekplorasi Sifat-sifat Gelombang Pada Bidang
Abstrak
Percobaan yang dilakukan pada tanggal 12 November 2015 yang
berjudul “Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang” di
Laboratorium IPA Universitas Negeri Surabaya bertujuan untuk mendeskripsikan
(gambar dan verbal) sifat-sifat gelombang air (pemantulan, pembiasan,
interferensi, dan difraksi). Metode yang digunakan adalah dengan merancang alat bahan sesuai rancangan percobaan kemudian
menempatkan dinding pada jarak tertentu dengan bandul (percobaan pemantulan),
menempatkan beberapa kaca dalam tangki riak (percobaan pembiasan), menempatkan
dua bandul dengan jarak tertentu (percobaan interferensi), serta menempatkan
dua dinding dengan celah tertentu (percobaan difraksi) kemudian setelah diberi
perlakuan tiap percobaan, bandul digetarkan secara manual agar terbentuk
gelombang sehingga dapat diamati sifat-sifatnya. Berdasarkan hasil percobaan
ini diketahui bahwa semakin besar jarak dinding dengan bandul maka gelombang
yang terbentuk semakin berbentuk datar, semakin tebal kaca yang digunakan maka
semakin terlihat jelas pembelokan gelombang, semakin besar jarak antar bandul
maka interferensi semakin banyak, serta semakin besar jarak celah maka semakin
tidak terlihat pembentukan gelombang baru (muka gelombang semakin datar) tetapi
pada difersi tidak berhasil karena ada beberapa faktor antara lain terlalu jauh
antara bandul dengan dua logam atau celah.
Kata kunci : Gelombang,
Pemantulan, Pembiasan, Interferensi, dan Difraksi.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gelombang terjadi karena
adanya titik pusat getaran yang bergerak terus menerus. Sulit untuk membuat suatu definisi tentang
semua yang mencakup aspek dari kata gelombang.
Sebuah getaran dapat
didefinisikan sebagai sebuah gerakan bolak
balik di sekitar nilai referensi. Namun, sebuah getaran belum tentu
sebuah gelombang. Sebuah usaha untuk menetapkan keperluan dan karakteristik
yang mencukupi yang memenuhi kriteria sebagai sebuah fenomena yang
dapat disebut sebagai sebuah Gelombang
yang menghasilkan garis perbatasan kabur.
Salah satu contoh gelombang mekanik adalah gelombang pada
air yang merupakan gelombang bidang (2 dimensi). Gelombang
pada air merupakan gelombang yang mudah diamati sifat-sifatnya dibandingkan
gelombang lainnya. Oleh karena itu, Untuk membuktikan adanya sifat dasar gelombang air yaitu
pemantulan, pembiasan, difraksi dan interferensi, maka perlu dilakukan percobaan eksplorasi sifat-sifat gelombang
dengan menggunakan tangki riak dalam mendeskripsikan (gambar dan verbal)
sifat-sifat gelombang air.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat
diambil suatu rumusan masalah dari
percobaan ini yaitu :
1. Bagaimana
pengaruh letak bandul (penggetar) dengan dinding terhadap sifat gelombang yang
dihasilkan ? (pemantulan)
2. Bagaimana
pengaruh tinggi kaca terhadap sifat gelombang
yang dihasilkan ? (pembiasan)
3. Bagaimana
pengaruh jarak antar bandul terhadap sifat gelombang yang dihasilkan ? (interferensi)
4. Bagaimana
pengaruh jarak celah terhadap sifat gelombang
yang dihasilkan ? (difraksi)
C.
Tujuan
Berdasarkana rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan dari percobaan
ini yaitu :
1. Mendeskripsikan (gambar dan verbal) pengaruh letak bandul
(penggetar) dengan dinding terhadap sifat gelombang yang dihasilkan. (pemantulan)
2. Mendeskripsikan (gambar dan verbal) pengaruh tinggi kaca
terhadap sifat gelombang yang dihasilkan. (pembiasan)
3. Mendeskripsikan (gambar dan verbal) pengaruh jarak antar
bandul terhadap sifat gelombang yang
dihasilkan. (interferensi)
4. Mendeskripsikan (gambar dan verbal) pengaruh jarak celah
terhadap sifat gelombang yang dihasilkan. (difraksi)
D.
Hipotesis
Berdasarkan tujuan di atas dapat diambil hipotesis dari
percobaan ini yaitu
:
1. Jika gelombang air mengenai
dinding maka akan dipantulkan, tetapi arahnya berlawanan dengan arah gelombang
datang, dan semakin jauh jarak antara bandul dengan dinding penghalang maka
gelombang pantul yang dihasilkan semakin sedikit dan jaraknya lebar.
2. Jika gelombang melewati 2 medium yang kerapatannya berbeda
maka akan mengalami pembiasan, dan semakin tebal kaca, maka jarak antar
gelombang lebih kecil.
3. Jika dua gelombang terjadi bersamaan, maka kedua gelombang
mengalami penggabungan atau berinterferensi, semakin lebar jarak antar bandul
(sumber gelombang), maka jarak antar inti gelombang yang berinterferensi
semakin besar.
4. Jika gelombang melalui penghalang atau celah maka
terbentuk gelombang baru, semakin kecil jarak celah maka gelombang yang
dihasilkan juga semakin sedikit dengan ukuran gelombang yang juga sempit
mengikuti ukuran celah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi
Gelombang
Gelombang adalah getaran yang
merambat gerak gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di
dalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan materi. Gelombang adalah getaran yang
merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide.
Selain radiasi elektromagnetik, dan
mungkin radiasi
gravitasional, yang bisa berjalan lewat ruang hampa udara,
gelombang juga terdapat pada medium (yang
karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya pegas)
di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari
satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium
berpindah secara permanen yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Suatu
medium disebut:
1.
linear jika
gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
2.
terbatas jika
terbatas, selain itu disebut tak
terbatas,
3.
seragam jika
ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda,
4.
isotropik jika
ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda.
B. Jenis
Gelombang dan Sifatnya
Dalam fisika dikenal berbagai
macam gelombang, misalnya: gelombang cahaya, gelombang bunyi, gelombang tali,
gelombang air, dan sebagainya, yang dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat
fisisnya. Gejala gelombang dapat
diperlihatkan dengan mudah,apabila kita melemparkan batu ke dalam kolam yang
airnya tenang, maka pada permukaan air kolam itu akan timbul usikan yang
merambat dari tempat batu itu jatuh ke tepi kolam. Usikan yang merambat pada
permukaan air tersebut disebut gelombang. Gelombang didefinisikan sebagai
getaran yang merambat melalui medium/perantara. Medium gelombang dapat berupa
zat padat, cair, dan gas, misalnya tali, slinki, air, dan udara. Dalam
perambatannya, gelombang membawa energi. Energi gelombang air laut sangat
terasa bila kita berdiri di tepi pantai, berupa dorongan gelombang pada kaki
kita. Gelombang dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat fisisnya, yaitu :
1.
Berdasarkan Arah
Getaran
Gelombang dapat dibedakan
menjadi dua, yakni gelombang longitudinal dan gelombang transversal.
a.
Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang
arah getarannya berimpit dengan arah rambatannya, misalnya gelombang bunyi.
b.
Gelombang transversal, yaitu gelombang yang
arah getarannya tegak lurus dengan arah rambatannya, misalnya gelombang pada
tali dan gelombang cahaya.
2.Berdasarkan
Amplitudonya
Gelombang dapat dibedakan
menjadi dua, yakni gelombang berjalan dan gelombang diam/berdiri.
a.
Gelombang berjalan, yaitu gelombang yang
amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui gelombang, misalnya gelombang
pada tali.
b.
Gelombang diam/berdiri, yaitu gelombang yang
amplitudonya berubah, misalnya gelombang pada senar gitar yang dipetik.
3.Berdasarkan Zat
Perantara atau Medium Rambatannya
Gelombang dibedakan menjadi
dua, yakni gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
a.
Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang dalam
perambatannya memerlukan medium, misalnya gelombang air, gelombang pada tali,
dan gelombang bunyi.
b.
Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang
dalam perambatannya tanpa memerlukan medium, misalnya gelombang cahaya.
Pada gelombang besaran-besaran yang berkaitan
dengan gelombang, yaitu simpangan (Y), amplitudo (A), frekuensi
(f), periode (T), dan fase (). Pada
prinsipnya gelombang adalah rambatan dari energi getaran. Semua gelombang
mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai sifat-sifat yang
sama yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat
saling berinterferensi (memadukan), dan mengalami difraksi (pelenturan),
dispersi, dan polarisasi.
Gelombang pada permukaan air merupakan contoh gelombang bidang (2
dimensi). Seperti halnya gelombang yang lain, gelombang ini memiliki sifat-sifat
dapat dipantulkan, dibiaskan, berinterferensi, dan mengalami difraksi.
1.
Pemantulan Gelombang
Pemantulan atau refleksi
merupakan peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu berkas
partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas antara
2 medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium 2 atau 3 dimensi yang
dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini merupakan tempat
kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya
tegak lurus arah gelombang dan dapat mempunyai bentuk misalnya muka gelombang
melingkar dan muka gelombang lurus
Gambar 1. Muka Gelombang
(a)
Gelombang
Melingkar (b) Gelombang Lurus
Pada jarak yang sangat jauh dari suatu titik pusat dalam medium
yang seragam, muka gelombang merupakan bagian-bagian kecil dari bola dengan
jari-jari yang sangat besar sehingga dapat dianggap sebagai bidang datar. Pada
peristiwa pemantulan berlaku Hukum Pemantulan yang berbunyi :
a. Sinar
datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada
titik jatuh, semuanya berada dalam satu bidang.
b. Sudut
datang sama dengan sudut pantul
Gambar 2. Pemantulan Gelombang oleh Bidang
2. Pembiasan
gelombang
Perubahan arah gelombang saat
gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan gelombang bergerak dengan
kelajuan berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju
perambatan. Panjang gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai perubahan
kelajuannya tetapi tidak ada perubahan frekuensi.
Gambar 3. Pembiasan
Gelombang
3. Interferensi
Gelombang
Interferensi mengacu pada apa
yang terjadi ketika dua gelombang merambat pada bagian yang sama dalam ruang
pada saat yang sama. Ada dua sifat hasil interferensi gelombang, yaitu
interferensi bersifat konstruktif dandestruktif. Konstruktif artinya saling
memperkuat, yaitu saat kedua gelombang berinterferensi memiliki fase yang sama.
Destruktif artinya saling melemahkan saat kedua gelombang bertemu dalam fase
yang berlawanan.
Gambar 4. Interferensi
Gelombang pada Air
4. Difraksi
Gelombang
Difraksi merupakan peristiwa
penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang tersebut melintas
melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung
pada ukuran penghalang dan panjang gelombang
Gambar
5. Difraksi Gelombang
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan
dalam praktikum analisis vegetasi pohon adalah eksperimen (percobaan), karena dalam praktikum terdapat
variabel-variabel serta data diperoleh dari hasil percobaan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Percobaan
ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Universitas
Negeri Surabaya pada hari Kamis 12 November 2015 pukul 09.40 WIB.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.
Tangki riak 1 buah
2.
Power
supply 2 buah
3.
Kertas
manila 1 lembar
4.
Selotip 1 buah
5.
Kamera 1 buah
6.
Air secukupnya
7.
D. Variabel dan Definisi Operasional
1.
Variabel manipulasi :
a.
Pemantulan : letak bandul
b.
Pembiasan : tinggi kaca
c.
Interferensi : jarak bandul
d.
Difraksi : jarak celah
Definsi Operasional :
a.
Pemantulan : letak bandul didefinisikan sebagai letak
bandul terhadap dinding
b.
Pembiasan : tinggi kaca didefinisikan sebagai tinggi
kaca yang digunakan untuk membiaskan
c.
Interferensi : jarak bandul didefinisikan sebagai jarak
antar bandul satu dengan yang lain
d.
Difraksi : jarak celah didefinisikan sebagai jarak
celah antara dua penghalang
2.
Variabel respon : gambar
gelombang yang dihasilkan
Definsi Operasional : gambar gelombang
yang dihasilkan
meliputi gambar pembiasan, pemantulan, interferensi, dan difraksi.
3.
Variabel kontrol : tangki
riak dan kertas manila
Definsi Operasional :
a.
Tangki
riak didefinisikan sebagai tangki yang digunakan untuk meletakkan alat-alat
lain untuk mengeksplorasikan sifat-sifat gelombang pada bidang.
b.
Kertas manila
didefinisikan sebagai kertas yang digunakan untuk mengamati bayangan yang
terjadi.
E.
Rancangan Percobaan
Gambar 3.1
Percobaan Eksplorasi Sifat-sifat Gelombang Pada Bidang
F. Alur
Percobaan
Percobaan
Pemantulan
Percobaan
Pembiasan
Percobaan
Difraksi
Percobaan
Interferensi
G. Langkah Percobaan
1.
Merangkai alat tangkai riak sesuai
dengan rancangan percobaan, kemudian diisi dengan air secukupnya pada bagian
papan yang telah disiapkan.Dihubungkan dengan power supply sehingga lampu dan
motor bergerak, kemudian diamati sifat gelombangnya.
2.
Pada percobaan pemantulan, logam
ditempatkan dengan posisi horisontal di depan bandul penggerak dengan jarak
yang telah ditentukan yaitu 9,5 cm, 14,5 cm dan 20 cm sebagai penghalang dalam
tangki riak. Amati bayangan gelombang air yang terlihat pada kertas manila.
3.
Pada percobaan pembiasan, balok kaca
ditempatkan pada tangki riak dengan posisi
horisontal dan tercelup seluruhnya dengan ketebalan kaca sebanyak 2
tumpukan. Amati bayangan gelombang air yang terlihat pada kertas manila.
Kemudian ulangi langkah tersebut dengan ketebalan kaca yang berbeda yaitu ketebalan
kaca sebesar 3 tumpukan dan 4 tumpukan kaca.
4.
Pada percobaan interferensi, dua bandul
(penggetar) ditempatkan dengan jarak 5 cm dalam tangki riak, mengamati bayangan
gelombang air yang terlihat pada kertas manila. Kemudian ulangi langkah-langkah
tersebut dengan jarak yang berbeda yaitu sebesar 10 cm dan 15 cm.
5.
Pada percobaan Difraksi, dua buah logam
ditempatkan dengan jarak celah 3 cm, kemudian mengamati bayangan gelombang air
yang terlihat pada kertas manila. Mengulangi langkah-langkah diatas dengan jarak
celah yang berbeda yaitu sebesar 5 cm, dan juga 7 cm.
BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Tabel
1. Hasil Percobaan Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang Pada Bidang
|
|
Jarak antar bandul 20 cm
|
Interferensinya banyak (+)
|
|
4
|
Difraksi
|
Lebar celah 3 cm
|
|
Ukuran gelombangnya sempit (+)
|
Lebar celah 5 cm
|
|
Ukuran gelombangnya sedang (++)
|
||
Lebar celah 7 cm
|
|
Ukuran gelombangnya banyak (+++)
|
B.
Analisis
Percobaan yang telah kami lakukan yakni berjudul
“Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang” diperoleh hasil antara lain
pemantulan, pembiasan, interferensi dan difraksi.
Percobaan pertama yakni mendeskripsikan sifat
pemantulan pada gelombang dilakukan dengan memanipulasi jarak bandul ke
dinding. Pada jarak bandul ke dinding 10
cm, dihasilkan gelombang pantul yang banyak (+++) dan jarak gelombang pantul
sempit (+). Pada jarak bandul ke dinding 15 cm, dihasilkan gelombang pantul
yang sedang (++) dan jarak gelombang pantul sedang (++). Pada jarak bandul ke
dinding 20 cm, dihasilkan gelombang pantul yang sedikit (+) dan jarak gelombang
pantul lebar (+++).
Percobaan kedua yakni mendeskripsikan sifat
pembiasan pada gelombang dilakuka dengan memanipulasi tebal kaca. Pada
pembiasan menggunakan 2 kaca, dihasilkan jarak antar gelombang besar (+++).
Pada pembiasan menggunakan 3 kaca, dihasilkan jarak antar gelombang sedang
(++). Pada pembiasan menggunakan 4 kaca, dihasilkan jarak antar gelombang kecil
(+).
Percobaan ketiga yakni mendeskripsikan sifat
interferensi pada gelombang dilakukan dengan memanipulasi jarak antar bandul.
Pada jarak antar bandul sebesar 9,5 cm dihasilkan gelombang dengan interferensi
sedikit (+). Pada jarak antar bandul sebesar 14,5 cm dihasilkan gelombang
dengan interferensi sedang (++). Pada jarak antar bandul sebesar 20 cm
dihasilkan gelombang dengan interferensi
banyak (+++).
Percobaan keempat yakni mendeskripsikan sifat
difraksi pada gelombang dilakukan dengan memanipulasi lebar celah. Pada lebar
celah sebesar 3 cm dihasilkan gelombang dengan ukuran sempit (+). Pada lebar
celah sebesar 5 cm dihasilkan gelombang dengan ukuran sedang (++). Pada lebar
celah sebear 7 cm dihasilkan gelombang dengan ukuran lebar (+++).
C.
Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan
tentang “Eksplorasi Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang” diperoleh hasil berupa
sifat-sifat gelombang yang meliputi pemantulan, pembiasan, interferensi dan
difraksi. Untuk dapat mengetahui sifat-sifat gelombang tersebut dilakukan
dengan cara mengamati gelombang yang terjadi di permukaan air dengan
menggunakan tangki riak. Pada dasarnya tangki riak terdiri atas tangki air yang
dasarnya terbuat dari kaca, motor listrik sebagai sumber getar yang diletakkan
di atas papan penggetar dan akan menggetarkan papan penggetar yang berupa
plat/keping untuk pembangkit gelombang lurus dan pembangkit berbentuk bola
kecil untuk membangkitkan gelombang lingkaran. Sebuah lampu diletakkan di atas
tangki riak untuk menyinari permukaan logam. Di bawah tangki riak diletakkan
kertas putih untuk mengamati bentuk gelombang pada permukaan air. Puncak dan
dasar gelombang akan terlihat pada kertas putih berupa garis gelap dan terang.
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh permukaan air akan berupa
lingkaran-lingkaran. Mulai dari lingkaran kecil, kemudian lingkaran kecil
tersebut merambat menjauhi titik pusat lingkarannya membentuk
lingkaran-lingkaran yang lebih besar.
Percobaan pertama yaitu tentang pemantulan
gelombang. Ketika sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang, atau sampai di
ujung medium yang dirambatinya, paling tidak sebagian dari gelombang tersebut
terpantul (Giancoli, 2001). Pemantulan atau refleksi merupakan peristiwa
pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang
bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas antara 2 medium. Suatu garis
atau permukaan dalam medium 2 atau 3 dimensi yang dilewati gelombang disebut
muka gelombang. Muka gelombang ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya tegak lurus arah gelombang
dan dapat mempunyai bentuk misalnya muka gelombang melingkar dan muka gelombang
lurus.
Percobaan untuk mengetahui sifat pemantulan pada
gelombang diperoleh hasil bahwa semakin besar jarak bandul ke dinding
penghalang maka gelombang pantul yang dihasilkan akan semakin sedikit dan jarak
gelombang pantul semakin lebar. Ketika jarak bandul ke dinding 10 cm, gelombang
pantul yang dihasilkan banyak karena jarak gelombang pantul masih dekat dengan
sumber (bandul) sehingga muka gelombang yang mengenai dinding penghalang masih
jelas (kuat). Bisa diamati pula bahwa gelombang pantul yang dihasilkan memiliki
jarak yang sempit. Hal ini bisa diartikan gelombang pantul yang dihasilkan
masih jelas dan seakan-akan memiliki jarak antar gelombang yang dekat. Selain
itu ketika jarak bandul dengan dinding itu dekat, muka gelombang pantul akan
berbentuk melengkung. Ketika mengubah jarak bandul dengan dinding semakin jauh
(besar), maka gelombang pantul yang dihasilkan akan semakin sedikit. Ini
disebabkan jarak gelombang pantul semakin jauh dengan sumber (bandul) dan
gelombang pantul tersebut semakin melemah. Bisa diamati pula muka gelombang
pantul tidak berbentuk melengkung tetapi semakin datar. Ini mengindikasikan
semakin lemahnya gelombang sehingga ketika percobaan akan terlihat jarak
gelombang pantulnya semakin lebar. Hal ini sesui dengan teori, menurut Giancoli
(2001) bahwa pada jarak yang sangat jauh dari suatu sumber dalam medium yang
seragam, muka gelombang telah kehilangan hampir semua lengkungan mereka dan
hampir lurus, sebagaimana gelombang laut, gelombang yang hampir lurus ini
disebut gelombang bidang.
Percobaan kedua yaitu tentang pembiasan gelombang.
Pembiasan bisa diartikan sebagai perubahan arah gelombang saat gelombang masuk
ke medium baru yang mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan berbeda.
Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya
bertambah atau berkurang sesuai perubahan kelajuannya tetapi tidak ada perubahan
frekuensi.
Percobaan untuk mengetahui sifat pembiasan pada
gelombang diperoleh hasil bahwa semakin tebal kaca yang digunakan maka semakin
kecil jarak antar gelombang. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan panjang
gelombang yang semakin lebih lebar jika medium kacanya semakin kecil dan cepat
rambat gelombang semakin besar jika medium kacanya semakin kecil. Selain itu,
ketika gelombang melewati medium kaca baik itu 2 kaca, 3 kaca ataupun 4 kaca
akan terlihat pembelokan gelombang. Pembelokan gelombang ini berbeda-beda pada
tiap medium kaca. Semakin tebal kaca yang digunakan maka pembelokan gelombang
akan terlihat lebih jelas (pembelokan gelombang semakin besar). Dalam percobaan
kami pembelokan gelombang ini dapat diamati, akan tetapi kurang begitu jelas perbedaannya
pada tiap medium kaca yang digunakan. Hal ini dikarenakan pembiasan gelombang
yang terjadi begitu cepat sehingga sulit diamati. Selain itu, mungkin
dikarenakan jarak kaca dengan sumber gelombang terlalu jauh. Kami menggunakan
jarak antar kaca dengan sumber gelombang sebesar 15 cm. Dengan jarak yang jauh
inilah mengakibatkan gelombang yang sampai pada kaca sudah hampir habis.
Seharusnya jarak antara kaca dengan sumber gelombang dibuat lebih dekat lagi.
Untuk pengambilan dokumentasinya juga kurang menunjukkan pembiasan gelombang
dengan jelas, karena memang benar bahwa terjadinya pembiasan begitu cepat.
Percobaan ketiga yaitu tentang sifat interferensi
gelombang. Interferensi mengacu pada apa yang terjadi ketika dua gelombang
merambat pada bagian yang sama dalam ruang pada saat yang sama (Giancoli,
2001). Ada dua sifat hasil interferensi gelombang yaitu interferensi bersifat
konstruktif dan destruktif. Interferensi bersifat konstruktif artinya saling
memperkuat, yaitu saat kedua gelombang bertemu (berinterferensi) memiliki fase
yang sama. Sedang interferensi bersifat destruktif atau saling melemahkan jika
kedua gelombang bertemu dalam fase yang berlawanan.
Percobaan untuk mengetahui sifat interferensi pada
gelombang diperoleh hasil bahwa semakin jauh jarak antar bandul maka
interferensinya semakin banyak. Hal ini
bisa diamati adanya bayangan berwarna putih antar 2 inti gelombang. Pada jarak
antar bandul sebesar 20 cm, memiliki interferensi yang semakin sedikit. Karena
bayangan putih antar 2 inti gelombang semakin melebar. Pada jarak antar bandul
10 cm, 15 cm maupun 20 cm akan diketahui dua buah gelombang yang menyatu, dan
hasil gabungan gelombang tersebut lebih besar daripada gelombang mula-mula.
Gabungan gelombang ini dapat dinamakan gelombang konstruktif atau gelombang
yang saling menguatkan. Selain itu dapat diamati pula gelombang destruktif
yakni gelombang yang saling melemahkan. Artinya, gelombang ini bertemu pada
fase yang berlawanan.
Percobaan keempat yaitu tentang sifat difraksi
gelombang. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan/penyebaran (lenturan)
gelombang jika gelombang tersebut melalui celah. Gejala difraksi akan semakin
tampak jelas apabila lebar celah semakin sempit.
Percobaan untuk mengetahui sifat difraksi pada gelombang diperoleh hasil
bahwa semakin besar lebar celah maka ukuran gelombangnya semakin lebar. Akan
tetapi ketika percobaan, hal ini tidak begitu jelas teramati. Penggunaan celah
dalam mengamati adanya difraksi adalah sebagai sumber baru. Jadi ketika
gelombang melewati celah maka akan terbentuk gelombang baru yang keluar dari
celah. Jika celah yang digunakan memeliki ukuran yang sempit, bentuk gelombang
yang melewati celah adalah melengkung. Apabila ukuran celah semakin lebar maka
bentuk gelombang yang terjadi tidak melengkung lagi akan tetapi mendekati
bentuk lurus. Hal-hal yang menyebabkan percobaan kami kurang berhasil adalah
dikarenakan jarak antara bandul (sumber gelombang) dengan dua logam (celah)
terlalu jauh sehingga gelombang yang sampai pada celah sudah hampir habis dan
hanya terlihat samar-samar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Semakin dekat jarak penghalang dalam
pemantulan gelombang, muka gelombang akan membentuk lingkaran, namun apabila jarak
penghalang gelombang semakin jauh maka muka gelombang akan semakin datar, serta terlihat
gelombang pantul terluar berturut-turut semakin jauh pula dari titik pusat
gelombang.
2.
Pada
pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya bertambah
atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan
frekuensi. Berdasarkan hasil percobaan sifat pembiasan, ketika
gelombang melewati air yang dasarnya terdapat tumpukan 2 kaca, 3 kaca, maupun 4
kaca terlihat adanya pembelokan gelombang.
3.
Pada sifat interferensi, dimana kedua
bandul merupakan sumber gelombang, diperoleh bahwa pada ketiga percobaan dari
jarak antar bandul 9,5 cm, 14,5 cm, dan 20 cm terlihat jika dua buah gelombang bergabung hingga puncaknya tiba pada satu titik
secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari
gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan
(konstruktif).
4.
Gelombang air dapat
melewati celah dimana semakin kecil celah, maka gelombang yang didifraksikan
semakin sempit mengikuti celah dan jumlahnya semakin kecil juga. Tetapi pada
percobaan ini tidak berhasil karena adanya beberapa faktor antara lain jarak antara bandul (sumber gelombang) dengan dua
logam (celah) terlalu jauh sehingga gelombang yang sampai pada celah sudah
hampir habis dan hanya terlihat samar-samar.
B.
Saran
Adapun saran untuk percobaan eksplorasi
sifat-sifat gelombang pada bidang adalah dalam pengambilan gambar atau video
jangan terlalu jauh jaraknya (kamera
dengan gelombang) dan praktikan harus lebih teliti dalam mengamati gelombang
yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Sifat-Sifat Gelombang. (online), (http://fisikazone.com/sifat-sifat-gelombang, diakses 9 November 2015).
Ciptaningrum, Diah. 2014. Fenomena
Gelombang Fisika. (online), (https://www.academia.edu/5366260/FENOMENA_GELOMBANG_FISIKA, diakses 9 November 2015).
Giancoli,
Douglass C. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tim. 2015. Modul Praktikum Gelombang dan Optik.
Surabaya : Laboratorium IPA Dasar FMIPA Unesa.
Wendartun. Fisika. (online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112-WIENDARTUN/Makalah-1.pdf, diakses 9 November 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar