LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FLUIDA
“TEKANAN DARAH”
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
4
1. Rita
Nur Saidah (13030654044)
2. Laras
Desy Setiabudi (13030654054)
3. Yasinta
Kuswinarto (13030654058)
4. Raka
Prasetyo (13030654063)
5. Deviana Eka Ratna Safitri (13030654066)
PENDIDIKAN IPA B 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
TEKANAN
DARAH
ABSTRAK
Telah kami lakukan percobaan pada tanggal 22
April 2015 yang berjudul tekanan darah dengan tujuan menyelidiki pengaruh massa
dan aktivitas fisik tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah.
Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu dengan mengukur 3 orang yang
berjenis kelamin sama dan memiliki massa yang berbeda- beda melakukan aktifitas
normal (relaks), lari- lari kecil
ditempat dan naik turun tangga selama 2 menit. Kemudian mengukur tekanan darah
(baik sistole maupun diastole) dan menghitung denyut nadi setiap selesai
melakukan aktivitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa massa dan aktivitas
fisik mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi sesorang. Semakin besar massa
seseorang maka tekanan darah dan denyut nadi semakin kecil. Sedangkan semakin
berat aktivitas yang dilakukan maka tekanan darah dan denyut nadi akan
mengalami peningkatan. Namun terdapat hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
teori disebabkan karena kurangnya strategi praktikan dalam memanfaatkan alat
yang tersedia.
Kata kunci :
massa,
aktivitas, dan denyut nadi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah
tekanan darah sudah tidak asing lagi kita dengar. Tekanan darah merujuk pada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal biasanya
memiliki besar 120/80 mmHg, dimana nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau disebut tekanan sistol sedangkan
nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan atau disebut tekanan diastole.
Denyut
nadi (pulse) dapat diartikan sebagai getaran atau denyut darah di dalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikrl kiri. Denyut nadi dapat
dilakukan melalui pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Setiap orang
memiliki tekanan darah dan denyut nadi yang bervariasi secara alami. Orang
dewasa dan bayi akan memiliki tekanan darah dan denyut nadi yang berbeda.
Selain itu massa tubuh seseorang dan aktivitas yang dilakukan juga mempengaruhi
nilai tekanan darah dan denyut nadi. Untuk memahami lebih dalam tentang
pengaruh massa tubuh dan jenis aktivitas yang dilakukan terhadap tekanan darah
dan denyut nadi maka kami melakukan praktikum mengukur tekanan darah dan denyut
nadi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana pengaruh massa
tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah ?
2.
Bagaimana pengaruh jenis
aktivitas terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah?
C.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, dibuat hipotesis sebagai berikut :
1.
Jika massa tubuh
semakin besar maka denyut nadi akan semakin lambat dan tekanan darah semakin tinggi.
2.
Jika jenis aktivitas
semakin berat maka denyut nadi semakin cepat dan tekanan darah semakin tinggi.
D.
Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini
adalah :
1.
Menyelidiki
pengaruh massa tubuh terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah.
2.
Menyelidiki
pengaruh jenis aktivitas terhadap besarnya denyut nadi dan tekanan darah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada
seluruh permukaan tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah dan
merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80
mmHg Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung atau disebut tekanan sistole. Sedangkan nomor bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan atau disebut
tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah
saat beristirahat dan dalam keadaan duduk atau berbarinng. Satuan tekanan darah
adalah millimeter hydragyrum (Hg) atau air raksa dan biasa disingkat dengan
mmHg. Tekanan darah diatas dapat dibaca 120 per 80 milimeter air raksa (Hg).
Adapun satu siklus jantung tersusun atas empat fase antara lain :
1.
Pengisian
Ventrikel (ventricylar filling)
Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan
tekanannya turun dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi
oleh darah dalam tiga tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti
dengan pengisian yang lebih lambat (diastasis),
hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh
EDV (End Diastolic Volume), yang
merupakan volume darah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih
130 mL.
2.
Kontraksi
Isovolumetrik (isovolumetric contraction)
Mulai fase ini, arteri repolarisasi dan berada dalam
kondisi diastole selama sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami
depolarisasi dan mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam,
namun darah masih belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada
aorta (80 mmHg) dan pulmonary trunk (10
mmHg) masih lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masih menutupnya
keempat katup jantung. Dalam fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah
tetap, sehingga dinamakan isovolumetrik.
Gambar
1. Fenomena yang terjadi saat siklus
jantung
3.
Pompa
Ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan
dalam ventrikel melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka.
Harga tekanan puncak adalah 120 mmHg
pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung
saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke
Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal
disebut End Systolic Volume (ESV).
Dengan demikian SV = EDV – ESV.
4.
Relaksasi
Isovolumetrik (isovolumetric relaxation)
Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai
terjadinya repolarisasi. Fase ini juga
disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel
belum menerima darah dari atria.
B.
Klasifikasi Tekanan Darah
Berikut ini adalah klasifikasi tekanan darah pada
orang dewasa (18 tahun ke atas) :
Kategori
|
Sistole (mmHg)
|
Diastole
(mmHg)
|
Hipotensi
|
< 90
|
Atau < 60
|
Normal
|
90 – 120
|
Dan 60 – 80
|
Prahipertensi
|
121 – 139
|
Atau 81 – 89
|
Tahap 1 hipertensi
|
140 – 159
|
Atau 90 – 99
|
Tahap 2 hipertensi
|
≥ 160
|
Atau ≥ 100
|
Waktu yang dibutuhkan otot-otot jantung selama
sistole dalam keadaan istirahat kurang lebih 0,23 detik dan diastole 0,53 detik
sehingga satu kali denyut nadi membutuhkan kira-kira 0,80 detik. Artinya,
frekuensi denyut nadi dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali
per menit. Frekuensi denyut nadi ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
C.
Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Tekanan darah dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor patologis
dan fisiologis :
1.
Faktor Patologis
·
Umur yakni
tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur.
·
Waktu pengukuran
yakni bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan
sore hari sedikit lebih meningkat.
·
Latihan (exercise) dan aktivitas yakni tekanan
darah meningkat selama latihan dan aktivitas.
·
Massa yakni
tekanan darah meningkat dengan semakin besarnya massa seseorang.
·
Stress yakni
ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik yang
meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer.
Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
·
Medikasi yakni
banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Selama pengkajian tekanan darah, perawat menanyakan apakah pasien
menerima medikasi anti hipertensi yang menurunkan tekanan darah.
·
Variasi diurnal
yakni tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara
berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore dan puncaknya pada senja
hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
·
Jenis kelamin
yakni secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak
laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki tekanan
darah lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung memiliki tekanan darah
yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.
2.
Faktor Fisiologis
·
Curah jantung
yakni curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi
jantung, kontaktilitas yang lebih besar dari otot jantung atau peningkatan
volume darah.
·
Tekanan perifer
terhadap tekanan darah. Hal ini bisa dipengaruhi beberapa faktor yakni
viskositas darah, panjang pembuluh, radius pembuluh, radius pembuluh, volume
darah dan elastisitas.
D.
Denyut nadi
Denyut
nadi (pulse rate) atau denyut nadi merupakan getaran atau denyut darah di dalam
pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri atau nadi yang teraba
pada dinding pembuluh arteri yang berdasarkan systole dan diastole dari jantung.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi atau bisa juga dengan auskultasi.
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur
dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi yakni
apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang
diproduksi dalam tubuh.
Denyut
nadi yang normal yakni 60 – 100 kali setiap menit sedangkan denyut nadi yang
lambat kurang dari 60 kali per menit dan yang cepat lebih dari 100 kali per
menit (dikatakan abnormal). Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut
nadi/ denyut nadi antara lain :
1.
Pergelangan
tangan (denyut arteri radialis)
2.
Leher (pembuluh
nadi kepala)
3.
Bagian dalam
siku atau di bawah otot bisep (arteri
brachial)
4.
Kunci paha
5.
Dibalik malleous di tengah-tengah kaki (belakang
tibial arteri)
6.
Tengah dorsum dari kaki (dorsalis
pedis)
7.
Di belakang
lutut (popliteal arteri)
8.
Di atas perut (abdominal aorta)
9.
Dada (aorta)
E.
Faktor yang Mempengaruhi Denyut nadi
Denyut nadi pada
masing-masing orang berbeda-beda tergantung beberapa faktor berikut :
1.
Faktor kimia
yakni ion-ion Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan adrenalin dan
karbondioksida.
2.
Pengaruh
temperature yakni frekuensi denyut nadi akan bertambah bila temperature naik
dan akan berkurang jika temperature turun.
3.
Massa yakni
semakin besar massa tubuh seseorang maka semakin lambat denyut nadi, begitupun
sebaliknya.
4.
Aktivitas yakni
semakin banyak seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi akan semakin
cepat karena jantung memompa darah semakin cepat.
5.
Jenis kelamin
yakni denyut nadi perempuan lebih cepat bila dibandingkan dengan denyut nadi
laki-laki.
6.
Kondisi
fisiologis yakni denyut nadi orang yang stree atau tertekan lebih banyak
daripada orang yang dalam kondisi normal.
7.
Usia dan digesti
yakni umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat.
8.
Athopin dan
nikotin yakni dapat mempercepat frekuensi denyut nadi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam
percobaan ini antara lain:
1. Automatic Blood Preassure Monitor 1 buah
2. Stopwatch 1
buah
3. Timbangan badan 1
buah
B. Rancangan Percobaan
C.
Variabel yang Digunakan
Adapun variabel yang kami gunakan dalam percobaan
antara lain:
1.
Variabel
Manipulasi : massa tubuh, jenis
aktivitas
Definisi
Operasional :
Massa tubuh didefinisikan sebagai massa model yang
akan diukur denyut nadi dan tekanan darahna. Massa tubuh diukur menggunakan
timbangan badan.
Jenis aktivitas didefinisikan sebagai berbagai
kegiatan yang dilakukan model sebelum diukur denyut janung dan tekanan
darahnya. Pada percobaan ini, jenis aktivias dimanipulasi yakni duduk santai
(normal), lari-lari kecil selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit.
2.
Variabel Kontrol : jenis kelamin, waktu, stopwatch,
Automatc Blood Pressure Monitor, timbangan.
Definisi
Operasional :
Jenis kelamin dari model dibuat sama yani perempuan.
Waktu didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengukur dnyut jantung
yakni selama 1 menit.
Stopwatch yang digunakan untuk menghitung waktu
dalam menukur denyut janung adalah sama. Automatic Blood Pressure Monitor yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sama. Timbangan yang digunakan
untuk mengukur massa tubuh model adalah sama.
3.
Variabel Respon : denyut nadi, tekanan darah
Definisi
Operasional :
Denyut nadi didefinisikan sebagai getaran atau
denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri
atau nadi yang teraba pada dinding pembuluh arteri yang berdasarkan systole dan
diastole dari jantung.
Tekanan darah didefinisikan sebagai daya dorong ke
semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada bagian dalam jantung dan
pembuluh darah.
Setelah melakukan percobaa ini, maka akan diperoleh
besarnya denyut nadi dan tekanan darah pada masing-masing model.
D.
Langkah Percobaan
1.
Memilih 3 orang
teman untuk menjadi model.
2.
Mengukur massa
model dengan menggunakan timbangan badan.
3.
Mengukur denyut
nadi model dalam keadaan duduk dengan santai.
4.
Menghitung
denyut model itu selama satu menit dengan menggunakan stopwatch.
5.
Mengulangi lagi
sebanyak dua kali, lalu menghitung rata-ratanya.
6.
Mengukur tekanan
darah dengan menggunakan Automatic Blood Preassure Monitor dalam keadaan normal
(relaks).
7.
Mencatat
besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
8.
Model melakukan
lari-lari kecil ditempat selama dua menit kemudian mengukur denyut nadi dan
tekanan darah.
9.
Mencatat
besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
10. Model melakukan naik turun tangga sebanyak lima kali
selama tiga menit kemudian mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
11. Mencatat besarnya denyut nadi dan tekanan darah yang
terliihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
12. Mengulangi langkah dua sampai sebelas dengan model
yang berbeda.
E.
Alur Percobaan
BAB IV
DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, diperoleh
data dibawah ini:
Model
|
Jenis
Aktivitas
|
Massa Model
(kg)
|
Tekanan
Darah
|
||
Sistole
(mmHg)
|
Diastole
(mmHg)
|
Pulse (Denyut
nadi/ menit
|
|||
1
|
a. Normal
(Relaks)
|
47
|
86
|
50
|
69
|
|
b. Lari-
lari kecil di tempat (2 mnt)
|
89
|
53
|
62
|
|
|
c.
Naik turun tangga (2 menit)
|
117
|
64
|
100
|
|
2
|
a. Normal
(Relaks)
|
63
|
126
|
98
|
58
|
|
b. Lari-
lari kecil di tempat (2 mnt)
|
133
|
78
|
87
|
|
|
c.
Naik turun tangga (2 menit)
|
145
|
79
|
110
|
|
3
|
a. Normal
(Relaks)
|
70
|
121
|
70
|
70
|
|
b. Lari-
lari kecil di tempat (2 mnt)
|
97
|
56
|
95
|
|
|
c.
Naik turun tangga (2 menit)
|
113
|
70
|
90
|
B.
Analisis
1.
Pengaruh
Massa Orang terhadapPengukuran Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Grafik 1. pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas normal (relaks)
Pada
grafik 1 terlihat bahwa pada aktivitas normal dengan massa model yang berbeda-
beda diperoleh nilai sistole, diastole dan denyut nadi yang beragam. Sistole pada
masing- masing model sebesar 86 mmHg, 126 mmHg, 121 mmHg. Sedangkan diastole
diperoleh 50 mmHg, 98 mmHg, 78 mmHg. Dan denyut nadi pada keadaan normal
(relaks) sebesar 69 mmHg, 58 mmHg, dan 70 mmHg.
Grafik 2. Grafik
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas lari2 di tempat
Pada
grafik 2 dapat diketahui setelah aktivitas lari- lari di tempat dalam waktu 2
menit diperoleh sistole dan diastole pada model 2 lebih tinggi daripada model 1
dan 3. Sedangkan pada denyut nadi pada model model 3 lebih banyak dari pada
model 1 dan 2.
Grafik 3. Grafik
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah aktivitas naik turun tangga
Grafik 3 menunjukkan
bahwa pada model 2 bermassa 63 kg memiliki sistole, diastole maupun denyut nadi
lebih tinggi dari pada model 1 dan 3 yang bermassa 47 kg dan 70 kg.
2.
Pengaruh Aktivitas Orang terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah dengan Berbagai Aktivitas
Grafik 4. Grafik
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 1
bermassa 47 kg
Pada grafik 4 diketahui
bahwa pada sistole, diastole model pada bertambah tinggi sebanding dengan
aktivitas yang dilakukan yaitu keadaan normal, lari- lari ditempat dan naik
turun tangga. Sedangkan denyut nadi pada berbagai aktivitas bervariasi dari
yang tertinggi ke terndah berturut- turut naik turun tangga, normal dan lari-
lari ditempat.
Grafik 5. Grafik
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 1
bermassa 63 kg
Dapat kita ketahui
bahwa pada grafik 5 sistole dan denyut nadi pada model bermassa 63 kg
menunjukkan kenaikan pada berbagai aktivitas fisik. Sedangkan hasil pengukuran
diastole pada keadaan normal lebih tinggi daripada dengan aktivitaslari- lari
di tempat dan naik turun tangga.
Grafik 6. Grafik
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah berbagai aktivitas pada model 3
bermassa 70 kg
Grafik 6
menunjukkan bahwa terjadi penurunan sistole dan diastole setelah aktivitas normal (relaks) dan lari- lari kecil
di tempat dan penurunan denyut nadi pada aktivitas lari- lari kecil di tempat
ke naik turun tangga selama 2 menit.
C. Pembahasan
1.
Pengaruh
Massa Orang terhadapPengukuran Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Semakin besar
massa seseorang maka semakin lambat sistol, diastol dan denyut nadi seseorang.
Pada percobaan yang kami lakukan ditunjukkan bahwa pada aktivitas normal model
1, model 2 dan model 3 memiliki sitole, diastole dan denyut nadi yang semakin
rendah (sedikit). Namun pada aktivitas normal ini sistole dan diastole pada model bermassa 89
kg lebih besar daripada sistole model bermassa 47 kg. Hal lain juga ditunjukkan
pada denyut nadi model bermassa 70 kg juga lebih besar dari pada denyut nadi
model bermassa 63 kg.
Pada aktivitas
lari- lari di tempat selama 2 menit, besar sistole, diastole dan denyut nadi
model 2 dan model 3 lebih besar dari pada model 1. Sedangkan pada aktivitas naik turun tangga
selama 2 menit juga menunjukkan bahwa besar sitole, diastole dan denyut nadi
pada model 2 dan 3 lebih besar dari pada model 1. Perbedaan hasil percobaan
dengan teori disebabkan adanya beberapa faktor antara lain waktu pengukuran
waktu dengan pengukuran sistole, diatolemaupun denyut nadi dilakukan secara
bersamaan sedangkan alat yang digunakan hanya 1.
2.
Pengaruh Aktivitas Orang terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah
Berdasarkan
analisis data hasil percobaan kami dapat kita ketahui hasil denyut jantung pada
model bermassa 47 kg mengalami penurunan dari keadaan normal dengan keadaan
pasca melakukan aktivitas lari- lari kecil yaitu dari 69 menjadi 62 detak/
menit. Sedangkan diastol pada aktivitas normal dan pasca lari- lari kecil di
tempat pada model bermassa 63 kg juga mengalami penurunan dari 98 mmHg menjadi
78 mmHg. Besar sistol, diastol pada keadaan normal dan pasca lari- lari kecil
di tempat pada model bermassa 70 kg mengalami penurunan yaitu dari 121 mmHg
menjadi 97 mmHg dan 70 mmHg menjadi 56 mmHg. Selain itu penurunan denyut nadi
dari aktivitas lari- lari ditempat dengan naik turun tangga dari 95 mmHg
menjadi 90 mmHg juga terjadi pada model bermassa 70 kg. Hasil percobaan kami
diatas berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa semakin berat aktivitas fisik
maka semakin meningkat pula denyut nadi dan tekanan darah baik sistole dan
diastole seseorang. Perbedaan tersebut disebabkan adanya pelaksanaan aktivitas
fisik yang dilakukan secara bersamaan sedangkan Automatic Blood Pressure hanya
ada 1 pada masing- masing kelompok. Akibatnya ketika praktikan masih mengukur
model 1 maka model 2 dan 3 menunggu teman lain mengukur tekanan darahnya
sehingga dipastikan tekanan darah yang ditunjukkan sudah bukan hasil asli hasil
aktivitas fisik.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1.
Massa sesorang mempengaruhi tekanan darah dan
denyut nadi seseorang. Hal ini terlihat dari hasil tekanan darah dan denyut
nadi pada model massa 1 memiliki denyut nadi dan tekanan darah seseorang baik
tekanan sistolik maupun tekanan diastolik lebih besar dari pada model bermassa
2 dan 3.
2.
Aktifitas fisik dapat mempengaruhi kenaikan
denyut nadi dan tekanan darah seseorang baik sistole maupun diastole. Hal ini
ditunjukkan pada hasil tekaanan sistole, diastole ketiks keadaan normal, atau
saat setelah lari- lari di tempat dan naik turun tangga.
B.
Saran
Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan praktikan menyarankan ketika melakukan praktikum diutamakan
ketelitian, terutama dalam merasakan denyut nadi dan mendengarkan tekanan darah
agar hasil praktikum yang diperoleh lebih akurat.aktikan seharusnya
menyesuaikan jumlah alat dengan kegiatan yang dimiliki agar diperoleh, data relevam harus bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Damar, Emanuel. 2013. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran
Tekanan Darah (online), (http://www.academia.edu/5224124/PEMERIKSAAN_
DENYUT_NADI_DAN_PENGUKURAN_TEKANAN_DARAH, diakses tanggal 26 April 2015).
Putri, Erlina. 2014. Laporan Praktikum Tekanan Darah (online),
(http://www. academia.edu/9534180/Laporan_Praktikum_Tekanan_Darah, diakses
tanggal 26 April 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar